Opini
Opini: Menelisik Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Dalam Keluarga
Kekerasan seksual menjadi kenyataan gamblang yang mewarnai setiap lini kehidupan masyarakat di tanah air.
Pendidikan yang rendah juga dapat membatasi akses pelaku terkait cara pengontrolan diri ketika muncul hasrat seksual seperti praktik sublimasi.
Mengambil Langkah Preventif
Berhadapan dengan beberapa persoalan yang dikemukakan sebelumnya, penulis menawarkan beberapa langkah preventif.
Pertama, membongkar bibit-bibit budaya patriarki dalam keluarga dengan kesadaran akan kedudukan yang sama masing-masing pribadi.
Orang tua sebagai pemeran kunci keluarga kiranya menanamkan kesetaraan dalam keluarga di mana tidak ada kedudukan yang istimewa dari laki-laki dan kedudukkan yang rendah dari sosok perempuan dalam keluarga.
Orang tua mesti mengubah pola ini dengan memberikan tanggung jawab setara kepada setiap pribadi.
Perempuan tidak selalu patuh terhadap tindakan laki-laki terhadapnya jika dalam kenyataannya tidak benar.
Kedua, menciptakan ruang dialog (perjumpaan) tatap muka antar pribadi di dalam keluarga.
Pola pengasuhan yang cenderung berlangsung digital dan otoriter harus diubah menjadi pengasuhan yang berbasis dialogis.
Orang tua bertanggung jawab meluangkan waktu untuk ada bersama dengan keluarga secara khusus dengan anak-anak.
Anak-anak diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya dengan berbagi cerita atau pengalaman mereka saat ada bersama orang tua.
Misalnya, seusai makan bersama ada waktu rekreasi keluarga yang memungkinkan dialog antara orang tua dengan anak.
Dengan begitu terjalin kedekatan emosional dan psikologi antara orang tua dan anak yang membuat mereka saling menghargai dan menyayangi satu sama lain.
Ketiga, penanaman norma-norma sosial dalam keluarga. Orang tua berkewajiban untuk menanamkan norma-norma sosial dalam keluarga secara khusus dalam diri anak. Anak mesti diajarkan cara berpakaian yang baik dan sopan.
Dalam hal ini juga sangat diperlukan teladan hidup dari orang tua tentang penghayatan nilai-nilai sosial yang baik.
Gebrile M. Mareska Udu
kekerasan seksual anak
Opini Pos Kupang
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.