Breaking News

Opini

Opini: Persebata, Lamafa Lembata yang Berlayar ke Liga Nusantara

Dan itu terbukti. Sejak di babak 64 besar hingga 16 besar, Persebata tidak pernah merasakan kekalahan.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Gerardus Kuma Apeutung 

Tergabung di group P pada babak 64 besar bersama Persigubin, Putra Plaosan, dan Persemal, Persebata berhasil meraih dua kemenangan saat bersua Putra Plaosan (2–1) dan Persemal (4–3) dan sekali imbang melawan Persigubin (1–1). 

Persebata berhasil memuncaki klasemen akhir grup dengan poin 7 dan lolos ke babak 32 besar. 

Dari tiga tim perwakilan NTT, Persebata bersama Bintang Timur Atambua melaju, sementara saudara tua Persebata, Perseftim Flores Timur harus bale nagi.

Di babak 32 besar, Persebata tergabung di grup X bersama Persewangi, PS Peureulak, dan Persikabumi. Persebata menghadirkan kejutan dengan kembali memuncaki klasemen akhir grup dengan poin 7. 

Hasil dari dua kemenangan atas Persewangi (2–0) dan Persikabumi (2–0), dan seri melawan PS Peureulak (1–1). Persebata melanggeng ke babak 16 besar, sedangkan Bintang Timur Atambua  tereliminasi di babak ini.

Melaju ke babak 16 besar, Persebata tergabung di group B bersama Persika, Persic, dan Persewangi. 

Laskar Sembur Paus, yang awalnya diragukan, benar-benar membuktikan diri bahwa mereka pantas diperhitungkan dengan menempati posisi runner up grup. Hasil dari dua kali imbang melawan Persika (1 – 1) dan Persic (0 – 0), dan sekali menang melawan Persewangi (2 – 0).

Persebata kini menjejakkan kaki di babak 8 besar dan tergabung di grup A bersama Persitara, Tri Brata, dan Perseden. 

Pencapaian Persebata sampai di titik ini tentu bukan usaha tim ini semata. Ada sekian orang yang membantu. Baik secara moril maupun materil. 

Setiap kali Persebata bertanding, banyak orang meluangkan waktu untuk menonton sambil merapal doa-doa bagi kemenangan laskar Sembur Paus.

Secara finansial, ada banyak tangan yang menolong. Banyak pihak pantas mendapat apresiasi dan ucapan terima kasih. 

Tanpa mengurangi rasa hormat pada pihak lain, beberapa pihak bisa disebut: Pemda Lembata, Pemprov NTT, dan Bung Ahmad Yohan.

Gerakan sepuluh ribu rupiah yang diinisiasi Lomblen Mania dan beberapa komunitas di Lembata tidak boleh dilupakan begitu saja. 

Dukungan ini adalah bukti cinta dalam menjaga bara semangat bertanding Persebata tetap menyala.

Gerakan ini perlu dilanjutkan mengingat perjalanan Persebata masih panjang. Bertanding di Liga Nusantara pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved