Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik: Kasih sebagai Identitas Dasar Para Murid
Salib telah melahirkan keberanian, ketekunan, dan semangat pewartaan mereka. Inilah yang kita lihat dalam bacaan Kisah Para Rasul 14:21b–27.
Dengan memberi kesaksian tentang kebaikan Allah bagi mereka, Paulus dan Barnabas menguatkan hati umat, mengajak mereka untuk tetap setia di tengah penderitaan, karena mereka tahu bahwa penderitaan karena iman akan membawamereka menyerupai Kristus.
Keyakinan ini bukan sebuah fatalisme, melainkan sikap iman yang sesungguhnya. Paulus dan Barnabas mengajarkan bahwa jalan menuju Kerajaan Allah bukan jalan mulus, tetapi jalan salib.
Namun di jalan itu kasih menjadi nyata: kasih yang diterima dari Allah dan dibagi-bagikan kepada sesama yang dilayani dengan segenap hati.
Hal yang paling penting dari pengalaman para rasul itu adalah hidup mereka adalah sebuah kesaksian.
Mereka menceritakan dengan tulus semua perbuatan baikyang telah dilakukan Tuhan dalam hidup mereka.
Bahkan hidup mereka menjadi kisah penuh syukur terhadap semua yang dikerjakan Tuhan.
Dalam situasi zamankitasaat ini—di mana orang mudah lelah, putus asa, dan kehilangan makna hidup—kesaksian tentang kebaikan Tuhan menjadi terang yang memecah kegelapan.
Gereja harus terus menjadi ruang di mana kisah-kisah tentang cinta Tuhan diceritakan kembali, diwariskan, dan diperbarui dalam tindakan nyata.
Kerapkali bahkan harus lewat berbagai kesulitan dan penderitaan. Namun penderitaan bukanlah akhir dari segalanya. Bacaan dari Wahyu 21:1–5a memberikan kita visi penghiburan dan pengharapan yang luar biasa.
Demikian kata Tuhan, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru.” Tuhan membaharui dan memberikan arah bagi sejarah umat manusia.
Semua kesulitan dalam hidup ini punya arti dan nilai karena mengingatkan pertolongan dan penyertaan-Nya.
Ia berjanji akan menghapus segala tangis dan akan akan tinggal bersama umat-Nya. Inilah pengharapan eskatologis yang menguatkan para murid Kristus sepanjang zaman.
Hidup kita punya arah dan nilai. Yang kita sedang tuju adalah langit baru dan bumi baru. Karena tahu ke mana arah akhir hidup ini maka kita tidak menyerah pada kegelapan.
Bahkan kita berani hidup dengan kasih yang radikal—meskipun itu menuntut pengorbanan hidup seperti kisah para Rasul.
Kesetiaan dalam penderitaan dan kasih yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari menjadi tanda kehadiran Allah di tengah dunia.
Renungan Harian Katolik Minggu 31 Agustus 2025: Lupa diri dan Hormat yang Sejati |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Sabtu 30 Agustus 2025, "Baik dan Setia" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Sabtu 30 Agustus 2025, "Setia dengan Perkara Kecil" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Sabtu 30 Agustus 2025, "Optimis Dalam Hidup: Sukses Ada di Tanganmu" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025, "Kenapa Dendam Tetap Tersimpan di Hati?" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.