Ende Terkini
Persoalan Sampah di Ende, Fasilitas Terbatas hingga Progres 100 Hari Ende Bersih
Sampah tersebut mayoritas berasal dari limbah rumah tangga dan sampah plastik yang banyak dibuang oleh kalangan pelajar.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo
POS-KUPANG.COM, ENDE – Persoalan sampah masih menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling serius di Kota Ende, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya menjadi penyebab utama semakin menumpuknya sampah di berbagai titik kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ende, Kanis Se, mengungkapkan, volume sampah di Kota Ende setiap harinya mencapai 30 hingga 40 ton.
Sampah tersebut mayoritas berasal dari limbah rumah tangga dan sampah plastik yang banyak dibuang oleh kalangan pelajar.
“Jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah botol bekas air kemasan yang dihasilkan pelajar serta sampah rumah tangga,” jelas Kanis Se pada Kamis (15/5/2025) saat konferensi pers di aula Kantor DLH Ende menjelang peluncuran program Pengelolaan Sampah Berbasis Wilayah (GERMALISA).
Menurut data DLH Kabupaten Ende, wilayah penyumbang sampah terbanyak adalah Pasar Mbongawani, disusul area pesisir pantai di Kecamatan Ende Selatan dan Ende Utara.
Meski kontainer sampah telah disediakan di Pasar Mbongawani dan Pasar Potulando, kenyataannya masih banyak pedagang yang membuang sampah sembarangan.
“Bahkan ada pedagang pasar yang tidak menggunakan kontainer yang sudah disediakan. Mereka membuang sampah seenaknya,” tutur Kanis.
Selain dari masyarakat, persoalan juga datang dari internal petugas kebersihan.
Kanis Se mengungkapkan, petugas penyapu jalan kerap terlambat bekerja di pagi hari, sehingga aktivitas lalu lintas terganggu akibat masih banyaknya sampah berserakan.
Lebih parah lagi, beberapa petugas bahkan membuang sampah ke dalam saluran drainase, yang justru berpotensi memicu banjir saat musim hujan.
“Sampah yang sudah disapu malah dibuang ke drainase, ini jelas menjadi masalah baru. Kesadaran dan pengawasan internal juga harus ditingkatkan,” ujarnya.
Masalah lainnya adalah sampah di pinggir jalan yang terus bermunculan, meski sudah dibersihkan.
Hal ini disebabkan masyarakat yang terus-menerus membuang sampah sembarangan hampir setiap waktu, sehingga tampak seperti belum diangkut.
Baca juga: Fraksi Nasdem Tantang APH Ungkap Hasil Gelar Perkara Kasus Uang Hilang di RSUD Ende
Ia menekankan, DLH Kabupaten Ende saat ini masih mengalami keterbatasan sarana dan prasarana.
PKL di Pesisir Pantai Ndao Diminta Angkat Kaki Karena Tempati Garis Sempadan |
![]() |
---|
Merah Putih di Ujung Setang Motor, Aksi Simpatik Polisi Ende Bangkitkan Semangat Kemerdekaan |
![]() |
---|
Wacana ETMC 2025 Kembali Digelar di Ende, Asprov PSSI NTT Tunggu Komunikasi Askab dan Pemda |
![]() |
---|
Jaksa Cari Ahli untuk Tangani Kasus Dugaan Korupsi Uang Rekanan Rp 49 Miliar di Ende |
![]() |
---|
Fraksi Golkar Minta Relokasi PKL di Pantai Ndao Gunakan Pendekatan Persuasif dan Bijaksana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.