Nagekeo Terkini

Jembatan Darurat Pomakeke Kembali Telan Korban, Warga Desak Pemkab Nagekeo Bertindak

Jembatan yang dibangun dari balok kelapa ini selama bertahun-tahun menjadi satu-satunya jalur vital masyarakat, terutama para petani

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO.JACK MAPA
Kondisi terkini jembatan Pomakeke yang menghubungkan Desa Aeramo dan Desa Nangadhero serta menjadi akses utama menuju Pelabuhan Marapokot di Kabupaten Nagekeo. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, MBAY- Jembatan Pomakeke yang menghubungkan Desa Aeramo dan Desa Nangadhero di Kabupaten Nagekeo serta menjadi akses utama menuju Pelabuhan Marapokot kembali memakan korban. 

Jembatan yang dibangun dari balok kelapa ini selama bertahun-tahun menjadi satu-satunya jalur vital masyarakat, terutama para petani yang mengandalkan jalur ini untuk mengangkut hasil bumi seperti padi dan kelapa.

Namun, alih-alih menjadi penopang kehidupan warga, jembatan ini kini justru menjadi ancaman nyata.

Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Rabu, 14 Mei 2025, sudah 12 orang menjadi korban kecelakaan di jembatan ini sejak dibangun pada tahun 2022. 

Insiden terbaru terjadi pada Senin, 12 Mei 2025 sore, ketika sebuah kendaraan terperosok ke dalam lubang jembatan yang rapuh.

Akibat kejadian tersebut, tiga orang harus dilarikan ke rumah sakit, sementara beberapa warga lainnya mengalami luka-luka, termasuk luka di wajah akibat terkena pecahan balok kelapa yang terlepas saat insiden berlangsung.

Jembatan Pomakeke tidak hanya sekadar penghubung antar desa, tetapi juga menjadi urat nadi ekonomi bagi masyarakat Aeramo dan Nangadhero.

Baca juga: Efisiensi Anggaran, Jembatan Pomakeke di Nagekeo Belum Bisa Dibangun Tahun Ini

Para petani yang sehari-hari menggantungkan hidup pada hasil panen kini harus berjibaku melewati jembatan yang sudah tak layak pakai.

Kendaraan roda dua dan roda empat tidak dapat melintasi jembatan dengan aman. Banyak warga harus menuntun kendaraan mereka, atau bahkan memilih jalan memutar yang lebih jauh dan mahal secara biaya serta waktu.

Kondisi ini memantik kemarahan sekaligus keprihatinan masyarakat setempat. Salah satu warga Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Jack Mapa, menuturkan, jembatan ini sudah terlalu lama dibiarkan dalam kondisi darurat.

“Sejak jembatan permanennya roboh tahun 2022, sampai sekarang belum ada pembangunan yang berarti. Dulu katanya mau diperbaiki, bahkan mantan Wakil Gubernur NTT, Yoseph Nai Soi, dan anggota DPRD NTT pernah meninjau langsung. Tapi nyatanya? Sampai sekarang tidak ada tindak lanjut. Janji tinggal janji,” ujar Jack dengan nada kecewa. (bet)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved