Opini
Opini: Indeks Pembangunan Manusia dan Ketimpangan Gender di NTT
Ukuran keberhasilan pembangunan tidak hanya dilihat dari tingginya pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kualitas hidup penduduknya.
Oleh: Yezua Abel
Statistisi Madya di BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur.
POS-KUPANG.COM - Pembangunan manusia merupakan inti dari kemajuan yang dicapai suatu negara.
Ukuran keberhasilan pembangunan tidak hanya dilihat dari tingginya pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kualitas hidup penduduknya.
Indeks pembangunan manusia (IPM) hadir sebagai indikator penting untuk mengukur kualitas hidup manusia. Di sisi lain, ketimpangan gender masih menjadi tantangan dalam upaya meningkatkan IPM.
Ketika perempuan tidak memiliki akses dan kesempatan yang setara maka potensi pembangunan manusia pun terhambat.
Tulisan ini akan membahas hubungan erat antara IPM dan ketimpangan gender di Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Indeks Pembangunan Manusia
IPM merupakan indikator komprehensif untuk mengukur kesejahteraan penduduk.
Tiga dimensi utama IPM adalah kesehatan yang diukur melalui harapan hidup saat lahir; pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah; dan standar hidup layak, dilihat dari rata-rata pengeluaran per kapita.
Ketiga dimensi ini tidak dapat berkembang secara optimal tanpa keterlibatan seluruh masyarakat, termasuk perempuan.
Ketimpangan dalam akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, atau kesempatan kerja akan berdampak langsung terhadap capaian IPM suatu negara atau wilayah.
IPM Nusa Tenggara Timur terus meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2023 nilainya 68,40 dan tahun 2024 nilainya menjadi 69,14 atau tumbuh 1,08 persen.
Pertumbuhan tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2023 yang sebesar 1,14 persen, namun masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama periode 2020—2024 sebesar 0,82 persen.
Peningkatan IPM terjadi pada semua dimensi. Pada dimensi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2024 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,83 tahun, atau meningkat 0,26 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun 2023.
Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah penduduk umur 7 tahun meningkat 0,01 tahun, dari 13,22 menjadi 13,23 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,20 tahun, dari 7,82 tahun menjadi 8,02 tahun pada tahun 2024.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.