Opini

Opini: Dari Sede Vacante Menuju Konklaf

Dalam dua puluh tahun terakhir, setelah kematian Santo Yohanes Paulus II, Gereja telah mengalami dua kali Sede Vacante.

Editor: Dion DB Putra
zoom-inlihat foto Opini: Dari Sede Vacante Menuju Konklaf
DOK POS-KUPANG.COM
PARA KARDINAL - Para kardinal tengah memasuki Kapel Sistine, Vatikan untuk memulai sidang konklaf untuk memilih pengganti Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2005. Konklaf pada 2005 akhirnya memilih Kardinal Joseph Ratzinger menjadi paus dengan gelar Benediktus XVI.

Sejak saat itu mulai dari Santo Pius X dan para pendahulunya selalu dimakamkan di basilika Santo Petrus. 

Di Basilika Santa Maria Maggiore jasad Paus Fransiskus akan disemayamkan di samping tujuh pendahulunya, dan yang paling terkenal di antaranya adalah Santo Pius V.

Dr. Doddy Sasi, CMF
Dr. Doddy Sasi, CMF (DOK PRIBADI)

Keenam, setelah Paus dimakamkan dan fase berkabung serta upacara penguburan selesai, 'fase kedua' dari sede vacante dimulai, yaitu prosedur pemilihan paus baru. 

Diawali dengan momentum “Klausura” di Kapel Sistina oleh para Kardinal, yang juga terbuka untuk para kardinal non elektoral. Di sana, para kardinal akan membahas tantangan yang menanti Gereja, evaluasi akhir masa kepausan, dan hingga, identitas pribadi yang mereka rasa layak untuk mempercayakan kunci Petrus. 

Fase masuk ke Kapel Sistina diawali dengan Missa pro eligendo Romano Pontifice. 

Dengan tidak adanya Kardinal Re dan Kardinal Sandri, yang dikecualikan karena batasan usia, kemungkinan besar Kardinal Vincenzo Parolin-lah, sebagai yang paling senior dengan penunjukan di antara para kardinal (pada tingkatan Kardinal Uskup), yang akan melaksanakan tugas-tugas dekan, termasuk menanyakan kepada orang yang terpilih apakah dia menerima pemilihan dan dengan nama apa dia ingin dipanggil.

Ketujuh, biasanya, konklaf dimulai antara lima belas dan dua puluh hari setelah dimulainya Sede Vacante (UDG 37), untuk memungkinkan para kardinal yang memenuhi syarat untuk tiba di Roma pada waktunya untuk pemilihan. 

Namun, Paus Benediktus XVI mengizinkan para kardinal “untuk mengantisipasi dimulainya konklaf jika diketahui bahwa semua kardinal yang terpilih hadir” (yang, dalam kasusnya, dihitung sejak pemberitahuan awal tentang pengunduran dirinya). 

Secara realistis, konklaf 2025 bisa dimulai selambat-lambatnya pada Senin 5 Mei 2025 dan oleh karena itu (setidaknya menurut durasi rata-rata konklaf terakhir) bisa saja pada tanggal 6 atau 7 Mei 2025, Gereja Katolik sudah bisa memiliki seorang Paus baru. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved