Opini
Opini: Hari Kartini dan Pesan Kemiskinan Kaum Perempuan
Tanggal lahirnya 21 April dirayakan sebagai Hari Raya Nasional yang diwarnai dengan kebaya dan kain panjang.
Dari data tersebut masih tergambar akibat kemiskinan perempuan. Kemiskinan perempuan umumnya disebabkan oleh adanya keterbatasan akses pendidikan, diskriminasi gender, dan beban ganda dalam rumah tangga.
Bahkan hal-hal ini membuat perempuan tidak saja miskin tetapi jauh lebih rentan.
Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK), Rp 582.932/per kapita/bulan.
Sehubungan dengan itu, kemiskinan perempuan dimaknai sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Relevansi langsung Kartini hari ini adalah masalah kemiskinan yang dialami kaum perempuan. Salah satu perjuangannya adalah agar orang bebas dari kemiskinan. Kata lainnya, kemiskinan yang dientaskan.
Pengentasan kemiskinan tentu perlu melihat sejumlah anasir seperti yang dikatakan para ahli ekonomi. Maksudnya, yang perlu dilihat adalah sejumlah penyebab yang sifatnya selalu beragam dari terjadinya kemiskinan.
Sehubungan dengan itu, satu pertanyaan yang bisa diajukan adalah kondisi budaya yang seperti apakah yang membuat kemiskinan sulit sekali diatasi? Menurut Loekman Soetrisno, kemiskinan sering sulit diatasi disebabkan oleh etos kerja anggota masyarakat.
Dalam bahasa yang lebih popular kemiskinan sulit diatasi karena orang malas, tidak rajin dalam bekerja. Klaim ini berarti bahwa setiap manusia yang memiliki etos kerja tinggi maka pasti hidupnya akan lebih baik dan bisa berkecukupan.
Meskipun demikian, masih terdapat ilmuwan sosial lain yang melihat kemiskinan dari sudut pandang yang berbeda. Kelompok ini melihat kemiskinan dari sudut pandang adil tidaknya sebuah masyarakat.
Maksudnya, ketidakadilan dalam pemilikan faktor produksi dalam masyarakat. Misalnya sekelompok orang karena memiliki modal yang lebih banyak memiliki lahan yang lebih luas. Sementara kelompok lain sama sekali tidak memiliki lahan.
Pemilik tanah akan menjadi lebih miskin karena tanahnya dijual kepada pemilik modal. Sementara itu, model Pembangunan yang dianut oleh sebuah negara bisa menjadi penyebab lain.
Maksudnya, model pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Model ini akan menimbulkan kemiskinan pada kelompok perempuan.
Perempuan selalu menanggung beban hidup dan memainkan peran ganda dalam keluarga. Bekerja tanpa mengenal waktu dan seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan mengalami kekerasan secara verbal dan fisik.
Pesan Perayaan Hari Kartini
Perayaan hari Kartini akan selalu diberi panggung perayaan. Parade anak-anak mengenakan kebaya sebagai simbol Kartini, misalnya. Fashion show model kebaya Kartini dilombakan. Lomba paduan suara dan berbagai jenis kegiatan dalam memeriahkan hari Kartini.
Emiliana Martuti Lawalu
Tuti Lawalu
Opini Pos Kupang
Hari Kartini
emansipasi wanita Indonesia
kemiskinan
Opini: Cegah Stunting, Kunci NTT Keluar dari Kemiskinan |
![]() |
---|
Opini: Kepemimpinan Melki-Johni dan Mutu Pendidikan NTT |
![]() |
---|
Opini: Mencari Hati yang Enggan Membenci di Balik Puing-puing Gereja Keluarga Kudus Gaza |
![]() |
---|
Opini: Antara Ngopi dan Hipertensi, Gaya Hidup yang Menyesatkan Generasi Muda |
![]() |
---|
Opini: Dilema Energi Hijau di Poco Leok, Pemerintah Perlu Perbaiki Pola Komunikasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.