Paskah 2025

Renungan: Paskah dan Celana Ibu 

Paskah bukan sekadar hari raya tahunan. Bukan sekadar peringatan historis. Paskah adalah jantung iman kita, denyut harapan kita, dan fondasi

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/ROSALINA WOSO
Leo Mali, Pr 

Oleh: RD. Leo Mali
Rohaniwan dan Dosen Filsafat pada Fakultas Filsafat Unwira Kupang

POS-KUPANG.COM - Hari ini, gereja bersukacita. Hari ini, langit dan bumi bersorak. Hari ini, seluruh ciptaan berseru: Kristus telah bangkit! Ia sungguh bangkit! Alleluya! 

Selama empat puluh hari kita telah berziarah, melintasi padang gurun batin, membawa lukadan doa, memikul salib harapan di tengah dunia yang gelisah. 

Kini, kita tiba di pagi kebangkitan, ketika cahaya menembus kabut, dan batu terguling dari mulut kubur.

Paskah bukan sekadar hari raya tahunan. Bukan sekadar peringatan historis. Paskah adalah jantung iman kita, denyut harapan kita, dan fondasi keselamatan kita. 

Tanpa Paskah, iman kita kering, doa kita hampa, dan pengorbanan di salib hanyamenjadi tragedi. Tetapi karena Paskah…Karena kebangkitan Kristus… 

Karena kubur itu benar-benar kosong… Kita tahu: dosa tidak menang. Maut tidak berkuasa. Kasih Allah lebih kuat dari kematian. 

Seperti kata Rasul Paulus: “Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah kepercayaan kamu.” Tetapi kini, Kristus telah bangkit sebagai buah sulung dari panen keselamatan!

Maka, iman kita hidup. Harapan kita menyala. Kasih kita bergerak. Inilah rahasia yang menjelaskan sejarah Gereja sejak awal hingga saat ini. 

Dari sebuah desa kecil di Galilea, kisah itu telah menggerakkan seluruh sejarah peradaban dunia hingga saat ini melalui lebih dari 2,6 miliar penduduk dunia (sekitar 1,2 miliar beriman katolik).

Di zaman yang sarat akan “budaya kematian”, di mana kehidupan sering dianggap murahan, dan manusia dijadikan alat oleh sistem yang menindas, Paskah datang sebagai hymne bagi kehidupan! 

Kita dipanggil untuk tidak diam, dan untukbangkit bersama Kristus dan berkata: “Hidup itu suci. Kasih itu lebih kuat dari ego. 

Harapan itu lebih nyata dari rasa takut.” Karena itulah Kristus bangkit. 

Ia bangkit untuk membentuk satu umat—bukan individu-individu terisolasi, tetapi sebuah komunitas peziarah, Gereja yang selalu berjalan bersama, saling menguatkan, saling mengasihi, saling bergandengan tangan dan saling bersaksi tentang terang di tengah kegelapan.

Selain itu, Paskah bukan cuma tentang keselamatan manusia. Karena Paskah juga menunjuk pada keselamatan kosmik. Langit dan bumi pun akan diperbarui!

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved