Liputan Khusus
LIPSUS: Bertemu 1,5 Jam Megawati Beri Wejangan ke Prabowo Terkait Situasi Ekonomi Global
Presiden Prabowo Subianto dikabarkan telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Sufmi Dasco Ahmad mengungkap Prabowo juga ditemani sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih dan petinggi Gerindra ketika bertamu ke rumah Megawati awal pekan ini. Bahkan, Dasco menyebut mayoritas tokoh yang turut hadir dalam pertemuan selama 1,5 jam itu adalah mereka yang menduduki jabatan di Kabinet Merah Putih.
Baca juga: Alasan Ketua DPRD NTT Emi Nomleni Sebut Uskup Petrus Turang Adalah Bapaknya
"Semalam ada ditemenin oleh (Menlu) Pak Sugiono, ditemenin oleh (Sekjen Gerindra yang juga Wakil Ketua MPR) Pak Ahmad Muzani, (Mensesneg) Pak Prasetyo Hadi, (Seskab) Letkol Teddy, (Kepala BPPIK) Pak Aries Marsudiyanto," kata Sufmi Dasco Ahmad .
Sufmi Dasco Ahmad tak merinci tokoh atau kader PDIP yang turut hadir dalam pertemuan malam itu. Namun, ia menyebut Menko Polkam Budi Gunawan juga berada di Teuku Umar ketika pertemuan itu berlangsung.
"Di sana ditemenin Pak Budi Gunawan dan beberapa yang lain," ujar Sufmi Dasco Ahmad .
Meski ramai pejabat Kabinet Merah Putih yang hadir, Dasco membantah pertemuan itu juga sebagai silaturahmi kabinet dengan Megawati. "Enggak, kebetulan aja itu abis rapat kemarin itu, saya juga tiba-tiba kok diajak," ujar dia.
Khawatir Masuk Koalisi
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan khawatir pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dapat berujung pada masuknya PDI-P ke koalisi partai politik pendukung pemerintahan Prabowo.
Djayadi menyatakan, jika PDI-P bergabung ke koalisi pemerintah, konstelasi demokrasi di Indonesia menjadi tidak imbang karena seluruh partai politik berada di pihak pemerintah.
"Tapi itu berdampak buruk untuk jangka panjang, demokrasi menjadi tidak imbang, pemerintahan menjadi seperti pemerintahan satu partai yang super gemuk," kata Djayadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/4).
Menurut dia, jika hal itu terjadi, kelompok masyarakat sipil yang kritis terhadap pemerintah kehilangan mitra untuk mengontrol jalannya pemerintahan.
Baca juga: Kisah Uskup Larantuka Mgr Kopong Kung dengan Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang
"Kelompok kritis di masyarakat dan khususnya civil society serta media kehilangan partner yang bersuara kritis untuk mengontrol pemerintahan. Kualitas pemerintahan kita akan melemah," kata Djayadi.
Kendati demikian, ia yakin Megawati tetap membawa PDI-P sebagai kekuatan penyeimbang karena banyak pihak di internal PDI-P yang ingin menjadi oposisi.
Di sisi lain, Djayadi menilai pertemuan Megawati dan Prabowo sebagai upaya menjaga hubungan baik antara kedua tokoh bangsa tersebut.
"Jadi sebetulnya pertemuan itu penting dan wajar belaka karena keduanya punya peran penting dalam pemerintahan dan dalam politik," kata dia. (tribun network/rhm/igm/yud/dod)
Untuk Kepentingan Bangsa
Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan titik temu dari pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri ialah kepentingan bangsa.
"Sebagai tokoh bangsa titik temunya adalah kepentingan bangsa, ya. Jadi, perbedaan apa pun, beda perspektif seperti apa pun itu, asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara pasti ada titik temunya," kata Muhammad Sarmuji kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/4).
Muhammad Sarmuji menyebut kepentingan bangsa itu ialah bagaimana menjaga kondusivitas tanah air dari berbagai tantangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Baca juga: Lipsus: Wakil Bupati Sikka Simon Subandi Supriadi Terjang Banjir Rob
"Bukan hanya tantangan di dalam negeri, persoalan-persoalan dalam negeri, melainkan juga persoalan global yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja," ucap Muhammad Sarmuji .
Politikus itu lantas mencontohkan tantangan kekinian yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana menyikapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.
"Perang tarif antara negara-negara besar, dan Indonesia juga kena imbasnya perang tarif Amerika, termasuk juga perang tarif Amerika dan Tiongkok itu bisa membawa dampak yang signifikan bagi bangsa ini," ujar Muhammad Sarmuji .
Untuk itu, dia menekankan stabilitas yang baik di Tanah Air dalam menghadapi berbagai persoalan tersebut dengan cara pandang yang sama.
Baca juga: Kisah Perkenalan Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang dengan Pendeta Emy Sahertian
Terkait dengan ajakan PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan, dia mengatakan bahwa partainya menyerahkan hal tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau itu tergantung Presiden aja. Kami loyal kepada Presiden. Presiden bagaimana memandang perlu tidaknya masuk kabinet, monggo saja penilaian Presiden seperti apa karena di luar atau di dalam itu sama-sama baik," kata Muhammad Sarmuji .

Sekjen Partai Golkar itu lantas berkata, "Di dalam bisa berkontribusi langsung, tetapi di luar juga bisa memberikan konsepsi banding dan bisa memberi kontrol yang dampaknya juga akan baik."
Terlepas dari hal tersebut, dia memandang pertemuan Prabowo dengan Megawati sebagai bentuk silaturahmi yang membawa energi positif demi kemajuan bangsa.
Baca juga: LIPSUS : Mantan Bupati TTU Tewas Tenggelam Saat Mancing di Perairan Oebubun, Desa Oepuah, TTU
Ia menilai Prabowo yang beriktikad menemui Megawati di kediamannya sehingga terjadi pertemuan kedua tokoh bangsa itu menunjukkan kerendahan hati seorang presiden.
"Biasanya Presiden yang disowani, tetapi Pak Prabowo mau berkunjung silaturahmi ke rumah Bu Mega. Mungkin Bu Mega lebih tua dari sisi umur dan pernah menjadi Presiden Indonesia juga. Jadi, itu mencerminkan kerendahan hati beliau," ucap Muhammad Sarmuji . (ant)
News Analysis : Tidak Happy
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia
Adi Prayitno
Saya menilai bila kabar pertemuan antara Prabowo dan Megawati benar terjadi, itu menunjukkan adanya kerja sama politik antara PDIP dan Partai Gerindra.
Menurut saya, pertemuan keduanya itu juga mempertegas hubungan antara Megawati dan Prabowo sebagai sahabat lama yang kini dapat bekerja sama secara politik.
Pertemuan yang diduga dilakukan secara tertutup merupakan langkah untuk menjaga perasaan pendukung Prabowo yang belum sepenuhnya menerima PDIP bergabung dalam pemerintahan.

Pertemuan itu juga membuat beberapa pihak yang tidak happy, yaitu pihak Solo. Pihak Solo yang dimaksud adalah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Banyak pihak yang mengatakan bahwa salah satu pihak yang mungkin tidak happy dan tidak menerima jika PDIP menjadi bagian dari Prabowo adalah pihak Solo.
Baca juga: LIPSUS: Pemprov NTT Siapkan Tiket Gratis untuk Peziarah Semana Santa Larantuka
Jadi wajar kalau kemudian dilakukan secara tertutup dan kemudian tidak ada yang memastikan bahwa tadi malam itu sudah terjadi pertemuan antara Prabowo dan Megawati.
Dukungan PDIP terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Prabowo menjadi indikator kuat adanya kerja sama tersebut. Contohnya dukungan terhadap kebijakan makan bergizi gratis (MBG), penundaan kenaikan tarif pajak, serta revisi Undang-Undang TNI.
Saya kira PDIP menjadi partai politik paling terdepan yang memberikan dukungan politiknya ke Prabowo.(tribun network/mam/dod)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Megawati
Prabowo
Situasi Ekonomi Global
POS-KUPANG.COM
Ahamd Muzani
Sufmi Dasco Ahmad
Muhammad Sarmuji
Lipsus
Liputan Khusus
LIPSUS: Ibunda Prada Lucky Berlutut Depan Pangdam IX Udayana Piek Budyakto |
![]() |
---|
LIPSUS: Ibunda Prada Lucky Namo, Saya Hanya Ingin Keadilan |
![]() |
---|
LIPSUS: Kucurkan Rp 1,6 Triliun, Rote Ndao Jadi Sentra Produksi Garam Nasional |
![]() |
---|
LIPSUS: Sepeda Bambu Ikut Tour de EnTeTe, Pembalap dari 14 Negara Sudah Daftar |
![]() |
---|
LIPSUS: Obat AIDS Sering Kosong di NTT, Ridho Herewila Layani ODHIV dengan Kasih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.