Liputan Khusus

Lipsus: Wakil Bupati Sikka Simon Subandi Supriadi Terjang Banjir Rob

Banjir rob atau air laut pasang merendam permukiman warga di Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur dan Kampung Garam, Kelurahan Kota Uneng

|
POS-KUPANG.COM/ARNOL WELIANTO
PANTAU - Wakil Bupati Sikka Simon Subandi Supriadi memantau salah satu wilayah terdampak banjir rob di kampung garam kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka NTT, Rabu (2/4/2025). 

Wakil Ketua Komisi II DPRD Rote Ndao Jufri Laela turun langsung ke Dusun Tanjung, Desa Papela, Kecamatan Rote Timur guna meninjau kerusakan tanggul penahan ombak yang rusak parah akibat banjir rob yang terjadi sejak Selasa, (1/4).

Tanggul sepanjang puluhan meter tersebut roboh setelah diterjang banjir yang melanda wilayah pesisir perkampungan nelayan di desa tersebut. 

Kerusakan tanggul ini menyebabkan air laut masuk ke permukiman, merendam puluhan rumah warga. Kondisi ini telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat, terutama bagi mereka yang tinggal di dekat pesisir.

Jufri Laela menyatakan keprihatinannya terhadap bencana ini. Dia berjanji akan membawa masalah ini ke rapat Dewan untuk segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.

"Kita akan upayakan perbaikan tanggul secepatnya agar masyarakat Papela bisa kembali merasa aman dari ancaman banjir rob," ujar Jufri Laela, Rabu (2/4).

Jufri Laelamengungkapkan, sejak Selasa (1/4) masyarakat kesulitan beraktivitas. Hasil pantauan di lapangan, katanya, air laut masuk ke dalam rumah warga dan seluruh perabot rumah tangga telah digenangi air laut.

"Kondisi ini harus segera di atasi. Gara-gara tanggul jebol bahkan Masjid juga sudah digenangi air laut," pungkas Jufri Laela.

Politisi PAN ini meminta pemerintah daerah untuk menaruh perhatian terhadap musibah yang menimpa masyarakat di Desa Papela. 

Selalu Kebanjiran 

Masyarakat panik ketakutan hingga menangis setiap kali hujan turun Desa Oanmane, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka karena setiap kali hujan turun, pasti diikuti dengan banjir.

Baca juga: Lebaran di Tengah Banjir Rob, Warga Desa Papela Minta Pertolongan Pemerintah

"Saat hujan turun itu kita sangat panik dan takut. Karena itu pasti banjir. Apalagi kita punya anak kecil di rumah. Sedih sekali. Kadang menangis karena pikiran kebun rusak, ternak dong dibawa banjir. Apalagi rumah selalu kemasukan air setiap kali turun hujan," ucap Natalia Seuk (46), perempuan beranak empat kepada Pos Kupang, Selasa (1/4).

Untuk menghindari dampak banjir, ujar Natalia, mereka melakukan evakuasi mandiri termasuk barang - barang berharga.

"Kami biasa melihat situasi saat hujan deras. Itu kami pindahkan barang sementara ke tempat yang lebih tinggi seperti loteng untuk menghindari kerugian. Karena kami tidak punya rumah panggung," ucap Natalia Seuk.

Banjir di Kecamatan Malaka Barat itu, kata Natalia biasa terjadi setiap tahun sejak bulan Desember hingga Mei.

"Biasa di bulan itu kami pasrah saja karena sudah setiap tahun begini na. Makanya ini tanah dari lumpur juga sudah sama rata dengan fondasi rumah kami," ungkap Natalia Seuk.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved