Malaka Terkini

Kisah Rian, Remaja 16 Tahun di Malaka Jadi Tulang Punggung Keluarga dengan Berjualan Kacang Rebus

Rian berjalan kaki di seputaran Jalan Ahmad Yani, Tubaki, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah dengan memikul sebatang bambu di atas bahunya.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/KRISTOFORUS BOTA
Rian Fahik, remaja 16 tahun sedang menjajakan kacang rebusnya di tepi jalan Ahmad Yani pada Jumat, (28/3/2025) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM , Kristoforus Bota

POS-KUPANG.COM , MALAKA - Kisah Rian Fahik, remaja 16 tahun di Kabupaten Malaka yang menjadi tulang punggung keluarga dengan menjadi pedagang kaki lima.

Pekerjaan ini ia lakoni lantaran sang ayah telah berpulang tahun 2020 lalu. Rian merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Saat ini ia tinggal bersama ibu dan ketiga adiknya di Halilulik, Kabupaten Belu. Dua orang kakaknya sedang bekerja di Kalimantan, dan seorang kakaknya bekerja sebagai pengasuh anak di Kota Betun. 

Rian berjalan kaki di seputaran Jalan Ahmad Yani, Tubaki, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah dengan memikul sebatang bambu di atas bahunya. Di masing-masing ujung bambu, tergantung kantong plastik yang berisi kacang rebus yang nantinya ia jajakan. 

Rian yang tidak tamat sekolah dasar ini mengaku sudah enam tahun berjualan kacang rebus di wilayah Kabupaten Malaka. Setiap pagi, ia menumpang bemo dari Halilulik menuju Kota Betun.

“Naik bemo dari Halilulik ke Betun biasa bayar Rp 25.000. Pulang juga begitu,” jelas Rian.

Lanjut Rian, ia biasanya berjualan dengan berjalan kaki di lapangan Umum Betun, Harekakae, Kamanasa dan Wederok.

Baca juga: Songsong Perayaan Paskah, Umat Paroki Santo Dominikus Leon As Wekmidar Kabupaten Malaka Lakukan APP

"Biasa jalan kaki saja tiap hari. Sehari biasa saya bawa 70 kantong kacang rebus ini. Per kantong biasa Rp 5.000. Hasil jualan ini biasa kami pakai untuk beli beras serta kebutuhan lain untuk keluarga dan juga adik - adik. Sisanya untuk beli kacang supaya tetap jual," kisah Rian.

Kacang rebus yang dijual Rian, biasa Ia beli kacang mentah dari Pasar Halilulik dengan harga Rp 95.000 per kaleng.

Selain itu Rian juga menuturkan kendala yang dihadapinya saat berjualan itu adalah hujan. Sehingga hal itu berpengaruh terhadap usaha penjualan kacang rebusnya yang terkadang tidak laku atau tidak habis terjual. (ito)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved