Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 11 Maret 2025, Doa Bapa Kami
kiranya baik bagi kita untuk menghayati kembali setiap kata dalam Doa Bapa Kami sebagai bagian dari proses tobat kita.
Oleh : RD. Eman Kiik Mau
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 11 Maret 20025, Doa Bapa Kami
Mat 6:7-15
Tuhan Yesus mengajarkan para murid untuk berdoa melalui tindakan doa itu sendiri. Apalagi bagi Yesus, doa adalah bagian integral bagi hidup-Nya setiap hari.
Yesus mau menunjukkan bahwa doa adalah relasi personal dengan Bapa, yang adalah asal dan tujuan semua manusia. Relasi itu tampak dalam sapaan Bapa yang Yesus ajarkan kepada mereka semua.
Inilah untuk pertama kalinya dalam doa, Allah dipanggil dengan Bapa. Inilah kedekatan relasi yang Yesus tunjukkan kepada para murid, sebagaimana Yesus sendiri sangat dekat bahkan adalah satu dengan Bapa-Nya. Bagi Yesus, semua manusia adalah saudara-Nya, maka juga Bapanya sama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 10 Maret 2025, “Kamu Lakukan untuk Aku”
Doa Bapa Kami adalah doa yang sempurna, karena semua unsur doa ada di dalamnya. Yesus ingin menghadirkan realita kerajaan surga di dunia ini. Hal ini berarti sebuah permohonan kepada Bapa agar kerajaan itu ada di dunia dalam bentuk keselamatan, kedamaian dan sukacita.
Sebenarnya, kerajaan itu sudah hadir dalam diri Yesus, Dialah damai dan keselamatan itu. Maka dengan berdoa itu, kita juga diharapkan untuk membuka mata untuk melihat kehadiran Yesus di tengah kita sebagai pembawa keselamatan dan damai Ilahi.
Setiap kali kita berdoa, khususnya dalam Doa Bapa Kami, kita disadarkan akan sebuah kerinduan untuk memulai hidup surgawi di dunia ini. Melalui doa itu, kita selalu diingatkan untuk menyadarkan sumber dan asal kita serta tujuan kita semua.
Pada masa Puasa ini, kiranya baik bagi kita untuk menghayati kembali setiap kata dalam Doa Bapa Kami sebagai bagian dari proses tobat kita.
Jangan katakan Bapa kalau kita tidak mau berlaku sebagai anak-Nya setiap hari.
Jangan katakan kami kalau hidup kita penuh dengan egoisme pribadi.
Jangan katakan yang ada di surga, kalau yang kita pikirkan hanyalah perkara duniawi.
Jangan katakan dimuliakanlah nama-Mu kalau kita tidak menghormati Allah dengan semestinya.
Jangan katakan datanglah kerajaan-Mu, kalau yang kita mau adalah keberhasilan duniawi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.