NTT Terkini

Dorong Energi Baru Terbarukan Lewat MENTARI

Sektretaris Direktorat Jenderal EBETKE, Sahid Junaidi, mengatakan sesuai dengan arahan Menteri ESDM itu diperlukan sinergi dari beberapa pihak

|
Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PETRUS CHRISANTUS GONSALES
Foto bersama setelah pembukaan kegiatan berbagi pembelajaran program MENTARI 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam upaya mendorong energi baru terbarukan, Pemerintah Indonesia berkolaborasi bersama Pemerintah Inggris, melalui program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI) melaksanakan kegiatan Berbagi Pembelajaran Program MENTARI "Merawat Pengetahuan, Merawat Bumi".

Kegiatan berbagi program MENTARI dilaksanakan di Hotel Harper, Kota Kupang, Selasa (11/3/2025) mengusung tema Membangun Swasembada Energi Bersih Dari Desa.

Sektretaris Direktorat Jenderal EBTKE, Sahid Junaidi, mengatakan sesuai dengan arahan Menteri ESDM itu diperlukan sinergi dari beberapa pihak untuk mendukung pertahanan energi.

"Acara hari ini bentuk sinergitas antara pemerintah pusat pemerintahan daerah, kemudian juga masyarakat dan juga organisasi internasional," kata Junaidi.

Menurutnya kegiatan ini sangat tepat untuk mendukung ketahanan energi di Indonesia.

"Kementerian ESDM akan terus berupaya untuk memastikan ketersediaan energi yang terjangkau," katanya.

Junaidi menuturkan telah melaksanakan pengembangan pembangkit listrik di daerah Mata Redi dan Mata Woga berupa PLTS tenaga surya yang telah diresmikan pada tanggal 26 Agustus 2022 dan juga sudah di serah terimakan asetnya kepada Pemerintah Desa pada tahun 2024.

Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengapresiasi program MENTARI.

"NTT memiliki sumber energi terbarukan yang luar biasa dari tanah bumi, tenaga angin, energi surya, tenaga air, arus laut hingga biomasa," kata Melki.

Menurutnya kegiatan ini merupakan peluang besar bagi kita dalam mendorong transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan.

"Upaya ini sejalan dengan amanat pasal 33 undang-undang 1945 yang menegaskan bahwa bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," katanya.

Baginya energi baru terbarukan merupakan solusi bagi tantangan energi di masa depan berbeda dengan energi fosil yang semakin terbatas dan menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih ramah lingkungan dan dapat diperbarui terus-menerus.

"Beberapa wilayah di NTT misalnya Sumba telah menjadi lokasi strategis untuk penambangan energi terbarukan ini sebagai bagian dari sisi pembangunan berkelanjutan dalam periode 2025-2030," ujar Melki.

Baca juga: BMPS NTT Minta Semua Pihak di Kabupaten SBD Tahan Diri Terkait Kasus Dugaan Korupsi Dana BOS Yatutim

Hingga saat ini, Melki menyebut energi baru terbarukan di NTT baru mencapai 35,67 mega wath atau hanya 0,5 persen. Menurutnya ini adalah tantangan besar yang harus dijawab dengan kerja keras dan kolaborasi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved