Opini
Opini: Kasih yang Membebaskan
Ada beberapa versi sejarah tentang latar belakang munculnya hari Valentine ini. Pertama, versi gereja Katolik
Oleh: Fr. Stefan Bandar
Tinggal di Manila, Filipina
POS-KUPANG.COM - Tanggal 14 Februari merupakan tanggal yang didedikasikan untuk hari kasih sayang.
Pada tanggal ini, setiap orang mengekspresikan rasa sayang kepada oranglain khususnya untuk orang yang sangat spesial dalam hidup.
Misalnya kepada orang tua, istri, suami, anak-anak, adik, kakak, sahabat, dan lainnya.
Hal ini biasanya dilakukan dengan berbagai cara. Bagi orang yang sedang dalam hubungan asmara, hari valentine dijadikan sebagai saat yang paling special untuk menunjukkan bukti nyata dari rasa sayang.
Bukti itu hadir dalam banyak hal. Contohnya coklat, bunga, pakayan, dan barang-barang berharga lainnya.
Semuanya dilihat sebagai representasi dari perasaan kasih sayang. Cara lain biasanya dilakukan adalah dengan bertamasyah atau kumpul keluarga.
Merayakan hari Valentine dengan memberikan hal-hal seperti ini tentunya sangat baik.
Hal ini merupakan bentuk keseriusan untuk orang yang sedang bermadu kasih, bentuk kebaktian untuk orang yang ingin hubungan keluarganya baik-baik saja.
Namun lebih dari itu, makna Valentine sebenarnya sangat mendalam. Boleh dikatakan bahwa makna Valentine menyentuh dasar-dasar kehidupan manusia.
Sejarah hari Valentine
Hari valentine tidak ditetapkan begitu saja dalam kelender. Ada beberapa versi sejarah tentang latar belakang munculnya hari Valentine ini. Pertama, versi gereja Katolik.
Di dalam gereja Katolik, hari Valentine merupakan peringatan terhadap santo Valentine/Valentinus, seorang yang dihormati di dalam gereja Khatolik sebagai seorang martir.
Dikisahkan bahwa Valentine adalah seorang imam yang bertugas di Roma pada abad ke tiga saat pemerintahan Kaisar Claudius II.
Saat itu Roma sedang dalam kondisi perang. Kaisar Claudius II mengeluarkan perintah bahwa pria muda tidak boleh menikah.
Latar belakang dari peraturan ini ialah kenyataan bahwa pria-pria muda sangat dibutuhkan dalam medan perang karena mereka bisa menjadi prajurit yang lebih baik dari prajurit yang sudah menikah.
Valentine menyadari ketidakadilan keputusan ini. Maka dari itu ia
menentang keputusan ini dan tetap melakukan pernikahan terhadap prajurit muda secara rahasia.
Ketika kaisar Claudius II mengetahui hal ini, ia memerintahkan prajuritnya menangkap Valentine dan membunuhnya.
Kisah lainnya menyatakan bahwa Valentine mungkin dihukum karena mencoba membantu orang-orang Kristen melarikan diri penjara Roma yang sangat kejam. Akibatnya ia dipenjara lalu diberi hukuman gantung.
Sebelum meninggal, Valentine menulis sebuah surat cinta, ‘From Your Valentine’, ketika ia merasa bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada seorang gadis muda yang diyakini sebagai putri dari penjaga penjara, dimana gadis itu selalu mengunjunginya saat ia masih dikurung.
Kedua, versi Festival Lupercalia. Lupercalia merupakan salah satu tradisi bangsa Romawi kuno.
Festival ini berhubungan dengan penghormatan terhadap Faunus sebagai dewa kesuburan Romawi serta pendiri Romawi yakni Romulus dan Remus.
Saat upacara dimulai, anggota Luperci, pendeta-pendeta romawi, berkumpul di gua tempat bayi Romulus dan Remus dijaga oleh serigala betina.
Di tempat ini anggota Lupercia menyembeli seekor kambing untuk kesuburan dan seekor anjing untuk penyucian.
Lalu mereka mengupas kulit kambing yang dikorbankan, mencelupnya ke dalam darah yang dikorbankan lalu turun ke jalan-jalan untuk memercikkan darah tersebut ke ladang tanaman dan juga kepada para perempuan.
Mereka yakin bahwa lahan yang dipercik oleh darah kambing akan memberikan hasil yang melimpah dan para gadis yang dipercik darah kambing akan memberikan keturunan yang baik.
Selama Lupercalia berlangsung, laki-laki dapat memilih nama wanita dari sebuah guci besar untuk menjadi pasangannya. Pada saat ini banyak remaja putri memasukan nama mereka pada sebuah guci besar.
Selama perayaan ini berlangsung, pasangan-pasangan ini selalu bertemu, berbicara, dan saling mengenal. Seringkali banyak dari pasangan ini benar-benar jatuh cinta dan memilih menikah.
Namun meskipun demikian, dalam kenyataannya bahwa perayaan Lupercalian ini terjadi pada tanggal 15 Februari.
Terlepas dari cerita-cerita yang berbeda, pada abad ke-5, Paus Gelasius, seorang Paus dalam gereja Katolik Roma, mengumumkan 14 Februari sebagai hari Valentine atau hari Kasih Sayang.
Perihal pemberian hadiah pada hari Valentine Fakta memberikan hadiah pada hari valentine tidaklah muncul begitu saja.
Menurut legenda, ucapan valentine tertua muncul pada 1415 dalam sebuah puisi yang ditulis oleh Carles Adipati Orleans.
Ia menulis surat ini kepada istrinya saat ia dipenjara di Menara London setelah ditangkap dalam pertempuran Agincourt. Surat ini kemudian menjadi bagian dari koleksi manuskrip British Library di London.
Berdasarkan surat ini, banyak orang di kemudian hari mengirim surat kepada pasangan atau kekasihnya.
Contohnya adalah ketika Raja Hendrik V menyewa seorang penulis Bernama John Lydgate untuk menulis surat valentine untuk Catherine dari Valois.
Lalu pada abad-abad selanjutnya banyak orang yang tidak hanya menulis dan mengirim surat pada hari valentine tetapi memberikan barang-barang lainnya seperti coklat, bunga, dan lain sebagainya.
Valentine: Kasih yang Membebaskan
Berkaca pada sejarah yang ada, dapat dilihat bahwa kasih versi hari valentine adalah kasih yang membebaskan.
Santo Valentine dalam gereja Katolik mengorbankan dirinya demi kasih yang membebaskan orang lain.
Karena kasih ia melawan ketidakadilan. Karena kasih ia rela disiksa dan bahkan dihukum mati. Karena kasih ia mengorbankan hal yang berharga dalam hidupnya yakni nyawanya sendiri.
Ia benar-benar mengamalkan kasih yang ditunjukkan Yesus kepada manusia. Dasar dari kasinya adalah Kasih dari sang Guru Ilahi, Yesus Kristus.
Ketika berbicara tentang kasih di hari valentine, perlu disadari adanya sebuah action dari kasih itu sendiri, sebuah tindakan nyata.
Kasih pertama-tama bukan terletak pada sebuah coklat, pada sehelai baju, atau benda lainnya. Tentu saja hal ini penting jika dilihat dari sudut pandang bukti nyata dari kasih.
Namun esensi kasih lebih dari itu. Esensi kasih terletak jauh di kedalaman hati manusia, yakni kerelaan untuk memberi.
Kasih adalah ketulusan tanpa paksaan, pengorbanan tanpa perhitungan, memberi tanpa mengharapkan balasan. Kasih tidak dapat diukur dengan uang atau benda lainnya.
Kasih adalah kehendak manusia untuk berbagi, untuk keluar dari dirinya menuju orang lain. ‘Mereka yang mengasihi tidak berpangku tangan, tetapi melayani orang lain.
"Mereka yang mengasihi bersegera untuk melayani, bersegera untuk mengabdi diri mereka untuk segera melayani orang lain," demikian kata Paus Fransiskus.
Berkaca pada situasi sekarang ini, esensi valentine itu sendiri hari-hari belakangan ini sedikit mengalami kekaburan makna. Hal ini khususnya terjadi di kalangan orang muda.
Valentine tidak lagi menjadi proses pengorbanan, tidak lagi menjadi kesempatan memberi diri untuk membebaskan orang lain. Valentine disalahartikan.
Valentine dijadikan sebagai kesempatan untuk memberi diri dalam artian melakukan hal-hal yang melanggar batasan norma, moral, dan normal.
Sebut saja contoh tindakan yang dimaksud adalah seks bebas, miras, pesta pora, dan sebagainya.
Kenyataan ini tentunya menjadi perhatian khusus semua orang. Dalam ruang informal, orang tua harus lebih tegas mengontrol dan mengarahkan anak untuk menghindari hal-hal seperti ini.
Dalam ruang formal, para guru harus membagikan alasan-alasan yang baik untuk menimbulkan suatu ketakutan dalam diri siswa jika seandainya mereka melakukan hal-hal seperti ini.
Semua ini dilakukan dengan mengarah pada satu hal: valentine adalah kasih yang membebaskan!
Kasih tidak pernah merusak martabat seseorang. Kasih tidak pernah menjadi alasan untuk ketakutan, kecemasan, ataupun luka.
Kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi adalah lahir dari Allah dan mengenal Allah (1 Yoh 4:7). Karena kasih berasal dari Allah maka kasih selalu membawa kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan.
Ketiga hal ini merupakan dasar-dasar kehidupan manusia yang harus terpenuhi. Ketidakhadiran hal ini hanya membawa situasi chaos dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu valentine sebagai perayaan Kasih harus dirayakan menuju satu arah: Membebasan manusia serta memuliakan Allah! (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.