Liputan Khusus
Lipsus - Makanan Gratis Kurang, Ratusan Siswa di NTT Dipulangkan
Sedangkan air dan alat makan disiapkan sendiri oleh siswa di masing-masing sekolah termasuk di SMK Negeri 2 Ende.
"Setelah petugas membagikan makanan kami menemukan ada ulat pada makanan. Kami minta pemasak dan ahli gizi untuk memperhatikan agar kami tidak salah memakan," kata Grace, salah satu pelajar SMPN 1 Komodo. Selain belatung, ungkap Grace, buah yang berikan sudah bau dan busuk.
Adapun seporsi menu MBG yang dibagikan ke pelajar SMPN 1 Komodo berisi nasi, sayur kacang panjang, ayam goreng, dan potongan buah melon. Makanan tersebut disajikan dalam 1 kotak makan dari plastik.
Kepala Sekolah SMPN 1 Komodo Matias Dima, meminta penyedia untuk mengevaluasi pelaksanaan Program MBG di sekolahnya.
"Usai kegiatan, penyedia kami panggil untuk mengevaluasi persiapan dan kesehatan makanan yang diberikan ke siswa. Kita berharap masalah di hari pertama tidak terjadi lagi hari berikutnya," ujar Matias.
Yayasan Sejahtera Desaku selaku penyedia MBG di Manggarai Barat belum berkomentar terkait adanya belatung pada makanan yang didistribusikan ke SMPN 1 Komodo.
Program MBG di Kabupaten Manggarai Barat sendiri menyasar enam sekolah, yaitu dari 1 Sekolah Menengah Pertama dan 5 Sekolah Dasar. Enam Sekolah tersebut berada di kota Labuan Bajo.
Sebanyak 3.000 kotak makan akan terus didistribusikan ke 6 sekolah tersebut setiap hari, dari Senin hingga Jumat.
Program MBG juga diberikan kepada siswa-siswa di Kabupaten Ende. Sebanyak 2.228 siswa SMK Negeri Ende dari total 2.565 siswa di Kabupaten Ende mendapatkan manfaat MBG yang mulai diluncurkan.
Program MBG perdana di wilayah Kabupaten Ende mencakup lima sekolah di antaranya TK Nanganesa 37 siswa, SDI Lokoboko 59 siswa, SDI Otombamba 109 siswa, SDI Ndona 372 siswa, dan SMK Negeri 2 Ende 2.288 siswa.
Menu makanan disusun tim ahli gizi dari Yayasan Putra Persada Bakti, penyedia program, untuk memastikan kandungan nutrisi yang seimbang dan mencukupi kebutuhan tubuh para pelajar.
Maksi Deki, perwakilan dari Yayasan Putra Persada Bakti, menyampaikan, pihaknya sangat memperhatikan kualitas gizi dalam setiap sajian berupa nasi, daging ayam, sayur, tahu tempe, dan buah-buahan tanpa air dan alat makan.
Sedangkan air dan alat makan disiapkan sendiri oleh siswa di masing-masing sekolah termasuk di SMK Negeri 2 Ende.
"Air minum dan sendok anak-anak sendiri yang siapkan. Sedangkan alat makan, menu dan lain-lain itu sudah siap dari dapur yang bersangkutan. Kita tinggal terima dan distribusikan kepada anak-anak," ujar Fransisco.
Kepala SMK Negeri 2 Ende, Fransisco Soares kepada Pos Kupang, Senin (17/2) mengatakan, dirinya bersyukur karena meskipun jumlah siswa di sekolahnya mencapai 2.394 siswa mendapatkan kesempatan perdana menerima program MBG.
"Jadi program ini bagi saya cukup membantu anak-anak yang belajar di satuan pendidikan ini. Rata-rata anak-anak ini berasal dari golongan ekonomi lemah ke bawah. Kehadiran program ini untuk mereka, bagi saya sudah sangat membantu," kata Fransisco.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.