Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 16 Februari 2025, Hiduplah Dalam Tuhan

Terkutuklah orang yang hidupnya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari Tuhan

Editor: Edi Hayong
Foto pribadi
RENUNGAN KATOLIK- RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu (16/2/2025) 

Oleh : RP Markus Tulu SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 16 Februari 2025 ditulis RP Markus Tulu SVD berjudul, Hiduplah Dalam Tuhan.

RP Markus Tulu SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan,  Yer. 17:5-8; 1Kor. 15:12.16-20; Luk. 6:17. 20-26.

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis oleh RP Markus Tulu SVD hari ini.

Selamat Hari Minggu Biasa VI Bagi Kita Semua.

Terkutuklah orang yang hidupnya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari Tuhan. Dan terberkatilah orang yang hidupnya dengan mengandalkan Tuhan. 

Demikian nabi Yeremia mengingatkan kita orang beriman. Bahwa betapapun hebat kekuatan manusia yang pastinya tetap rapuh dan terbatas.

Dia kan patah, hancur dan menemukan jalan buntu dan bahkan jalan sesat karena bertolak dari kesombongan, hati yang menjauh dari Tuhan.

Tetapi sebaliknya terberkatilah orang yang hidupnya dengan hati yang mengandalkan Tuhan. Karena hidup orang-orang ini akan selalu memiliki keluasan hati yang bijak dan adil, hati yang tertuntun oleh terang kebijaksanaan ilahi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Februari 2025, Hidup dengan Bersikap Jujur

Hati yang selalu disinari kasih yang melindungi dan rela berbagi. Hati yang terbuka dan setia mendengarkan pewartaan Sabda Allah. Hati yang percaya akan ajaran iman.

Bahwa bagi orang yang beriman akan Yesus Kristus, tidak ada kebinasaan dan kehancuran setelah hidup dari bumi fana ini. Tapi selalu mengalami hidup baru dalam kemenangan iman, yakni kebangkitan untuk hidup yang kekal bersama Kristus.

Dan hidup yang demikianlah adalah hidup yang berbahagia. Bahwa orang yang dipandang bahagia menurut "Sabda Bahagia" atau "Kotbah di Bukit" adalah terutama bukan orang yang hidupnya kaya atau miskin, yang kenyang atau lapar, yang tertawa atau menangis, yang bersukacita atau yang bersedih, yang berpunya atau tidak berpunya, yang berpangkat tinggi atau bawahan dan atau tenaga honorarium.

Tapi yang berbahagia adalah terutama untuk orang-orang yang hidup dalam Tuhan. Orang-orang yang hidup dalam Tuhan itulah adakah orang-orang yang terberkati dan karena itu mereka berbahagia.

Mereka berbahagia bukan karena mereka memikiki uang, harta kekayaan, posisi basah, dan punya segalanya. Tapi mereka berbahagia karena semata mereka memiliki Tuhan.

Dan karena memiliki Tuhan mereka memiliki segala-galanya. Di sini berarti baik orang kaya maupun orang miskin, baik pejabat besar maupun bawahan sama-sama punya peluang untuk berbahagia. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved