Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Februari 2025, Berapa Roti yang Ada Padamu?

Urusan dan bagian mereka adalah memberi dari apa yang mereka miliki, yakni tujuh roti dan beberapa ikan.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-PASTOR JHON LEWAR SVD
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Sabtu (15/2/2025), Berapa Roti yang Ada Padamu? 

Oleh : Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Februari 2025, Berapa Roti yang Ada Padamu?

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz, STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa pekan ke 5
Lectio: Kejadian 3:9-24; Mazmur 90:2,3-4, 5-6,12-13; Markus 8:1-10

Meditatio:
Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Latin yang berbunyi, Nemo dat quod non habet. Artinya, saya tidak dapat memberikan apa yang tidak saya miliki. Misalnya, seorang anak minta kepada ayahnya supaya dibelikan
sepeda motor.

Namun, sebagai keluarga sederhana, dengan penghasilan yang tidak seberapa dari pekerjaannya, sang ayah ini tidak bisa memberikan apa yang diminta oleh anaknya. Ia tidak punya uang untuk membeli sepeda motor dan memberikannya kepada anaknya. Banyak contoh lain lagi.

Injil Markus 8:1-10 hari ini mengisahkan tentang Yesus memberi makan orang banyak dan mereka semua makan sampai kenyang. Beberapa ekor ikan dan tujuh buah roti dapat mengenyangkan empat ribu orang.

Peristiwa tersebut terjadi karna cinta Allah pada manusia. Yesus tergerak hatiNya oleh belaskasihan melihat begitu banyak orang yang tidak mempunyai makanan, para murid dengan nada pesimis berkata “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada para muridnya, berapa roti dan ikan yang mereka miliki?

Mereka menjawab tujuh roti dan beberapa ikan. Apakah jumlah tersebut cukup untuk mengenyangkan orang sebanyak itu? Dari logika manusia, pasti tidak cukup. Tetapi, cukup atau tidak cukup, sebenarnya bukanlah
urusan para murid. Soal mencukupi kebutuhan mereka bukanlah bagian yang harus dilakukan oleh para murid. Urusan dan bagian mereka adalah memberi dari apa yang mereka miliki, yakni tujuh roti dan beberapa ikan.

Selanjutnya adalah urusan dan bagian Yesus untuk mencukupkan apa yang di mata manusia hanya sedikit dan dianggap tidak mencukupi. Saat itu, Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecahmecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. 

Setelah roti dibagi-bagikan, mereka makan sampai kenyang. Bahkan, potongan-potongan yang sisa (lebih) masih ada sebanyak tujuh bakul. Padahal, jumlah orang yang makan ada sekitar empat ribu orang. Luar biasa bukan? Itulah karya Tuhan, dari yang sedikit bisa menjadi berlimpah.

Apa pesan Tuhan bagi kita melalui peristiwa pengggandaan tujuh ketul roti dan beberapa ekor ikan?

Pertama, Yesus memberi makan roti bukan hanya orang Yahudi tetapi juga orang-orang bukan Yahudi. Menarik untuk dicermati, bahwa dari antara sejumlah besar orang yang mengikuti Yesus tersebut ada yang datang dari jauh. Yesus tahu bahwa ada yang datang dari jauh (ay. 3).

Seorang penafsir Injil Markus berpendapat, bahwa peristiwa Yesus memberi makan empat ribu orang ini terjadi di daerah Dekapolis, yaitu di luar negeri Palestina. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa peristiwa penggandaan roti tersebut disaksikan, bahkan dialami oleh sejumlah orang bukan Yahudi yang memang datang dan/atau tinggal di daerah itu.

Salah satu petunjuk ke arah itu ialah ungkapan sebab ada yang datang dari jauh (ay. 3). Singkat kata, Yesus
memberi makan roti bukan hanya kepada orang-orang Yahudi tetapi juga kepada orang-orang bukan Yahudi. Ia memberi makan kepada siapa saja; karya-Nya terbuka bagi semua orang tanpa kecuali.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved