Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Februari 2025, Hidup dengan Bersikap Jujur
Begitulah bentuk ketidakjujuran manusia di hadapan Allah pencipta. Manusia ternyata sulit mengakui kesalahannya dan meminta maaf
Oleh : RP Markus Tulu SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Februari 2025 ditulis RP Markus Tulu SVD berjudul, Hidup dengan Bersikap Jujur.
RP Markus Tulu SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan, Kej. 3:9-24; Mrk. 8:1-10.
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis oleh RP Markus Tulu SVD hari ini.
Tuhan bersabda kepada manusia (Adam), apakah engkau makan dari buah pohon yang Kularang engkau makan itu?
Jawab Adam," Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi buah pohon itu kepadaku, maka kumakan. Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, apakah yang telah kauperbuat ini? Jawab perempuan itu, ular itu yang memperdayakan aku maka kumakan buah itu."
Begitulah bentuk ketidakjujuran manusia di hadapan Allah pencipta. Manusia ternyata sulit mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Manusia lebih gampang mencari mekanisme bela ego atau upaya pembenaran diri daripada bersikap merendah dan mengakui dengan jujur kesalahannya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 14 Februari 2025, Bersikap Peduli Terhadap Sesama
Upaya-upaya pembenaran diri itu tidak berhenti di masa Adam dan Hawa. Tapi malah hingga sekarang praktek ketidakjujuran dan kesombongan itu kian marak dan menjadi-jadi.
Bagaimana Allah bisa berbelas kasih dan mengampuni jika sikap manusia yang ditunjukkan seperti itu adanya? Berbeda dengan sikap orang banyak yang mengikuti Yesus.
Sudah tiga hari mereka mengikuti Yesus dan setia mendengarkan Yesus.
Oleh ketahanan dan kesetiaan mereka itulah yang membuat Yesus tergerak hati-Nya oleh belaskasihan lalu mengubah tujuh roti dan beberapa ikan menjadi makanan yang berkelimpahan.
Meskipun dimakan oleh empat ribu orang tapi masih ada yang tersisa tujuh bakul penuh.
Sebagai orang beriman kita hendaknya hidup dengan bersikap jujur, tidak saling mempersalahkan dan bahkan melemparkan kesalahan kepada pihak lain.
Tapi bertanggung jawab dengan kesalahan dan terus hidup dengan menjadi setia mengikuti Yesus yang tergerak hati oleh rasa belaskasihan ketika melihat sesama yang berkesulitan.(PMT)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.