Opini

Opini: Sebuah Refleksi Tentang Hari Orang Sakit

Sakit dan ketidakmampuan manusia yang terbatas ketidakmampuan (powerlessness) manusia terdiri dari berbagai macam bentuk. 

Editor: Dion DB Putra
wikimediacommons
ILUSTRASI 

Meta-model membaca dan mengerti manusia sebagai Person. Berasal dari bahasa Latin kata persona berarti mask (Indonesia: topeng). Persona berarti aktor atau pelakon di pentas.

Seorang pelakon memainkan karakter tertentu dalam drama misalnya. Yang ditunjukkan oleh seorang pelakon/aktor hanya sebagian bukan seluruh karakter yang direpresentasi. 

Jadi manusia sebagai persona adalah keseluruhan. Sebagian besar dari keseluruhannya tidak kelihatan atau nampak.

Itu berarti ketika manusia merasa sakit atau mengalami keadaan sakit, sebagian dari diri perlu mendapat perhatian dari keseluruhan yang tidak tampak. Dengan kata lain, rasa sakit merefleksikan manusia sebagai keseluruhan.

Proses pendekatan dengan fokus pada manusia sebagai persona akan menghasilkan outcome yang menampakan lebih luas dan mendalam dimensi- dimensi terdalam dari manusia yang tidak atau belum tertemukan sebelumnya. 

Kesempatan penyembuhan bisa menjadi proses (re)discovery (penemuan) yang dapat melahirkan dimensi dan kemungkinan arah baru. Dalam spiritualitas disebut transformasi.

Surat dari Paus Fransiskus berkenaan dengan hari orang sakit sedunia 2025 mencatat dengan intens dan tajam. Sri Paus berpendapat bahwa Allah tetap setia pada saat manusia menderita sakit dan lemah. Jika kita terima keyakinan itu maka waktu sakit adalah waktu suci dan kudus.

Ia adalah momen di mana orang sakit dapat merasakan kedekatan Allah secara intens dalam ketidakberdayaan. Dari sana pengharapan lahir secara misterius.

Penutup

Pertanyaan selanjutnya adalah sejauhmana tempat orang sakit dalam masyarakat? 

Jika hubungan manusia semakin dekat, terikat dan bermakna ketika sakit, usaha mendekatkan diri dengan mereka, mencari jalan penyembuhan adalah cara lain untuk menguatkan suatu komunitas.

Sebaliknya suatu komunitas masyarakat akan semakin lemah dan terpuruk ketika orang sakit tidak diperhatikan apalagi tidak mendapat perhatian yang dibutuhkannya.

Artinya, jika orang sakit diperhatikan, kualitas pertumbuhan suatu masyarakat dan bangsa akan bertambah sehat. Itu tidak berarti rumah sakit dan instituasi semacamnya tidak dibutuhkan lagi.

Justru ketika orang sakit mendapat tempat yang layak, dihormati dan diperhatikan secara bertanggungjawab, mutu dari institusi rumah sakit dan serupa itu akan semakin bertambah dan tidak diragukan.  (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved