Opini

Opini: Sebuah Refleksi Tentang Hari Orang Sakit

Sakit dan ketidakmampuan manusia yang terbatas ketidakmampuan (powerlessness) manusia terdiri dari berbagai macam bentuk. 

Editor: Dion DB Putra
wikimediacommons
ILUSTRASI 

Ia tidak selamanya hidup dalam suatu keadaan yang stabil atau tanpa kekurangan apapun termasuk berkurangnya kemampuan yang ditimbulkan oleh penyakit.

Di sisi lain, sakit dan rasa sakit bisa berasal dari luar. Dan karena itu manusia tidak bisa antisipasi atau tidak tahu dan membutuhkan bantuan dari 
orang yang memiliki kemampuan yang memadai dan membantu. 

Manusia bersifat terbatas dalam dirinya. Maka, ia juga bergantung kepada orang lain dan banyak sumber yang dipercaya meskipun sebab dari suatu penderitaan itu berasal dari dalam dirinya.

Dalam konteks ini A Catholic Christian Meta-Model of the Person for Mental Health Practice (2020) yang diracik dan diterbitkan oleh Universitas Katolik, Divine Mercy University di Virginia dapat menjadi bahan belajar yang berguna.

Pendekatan yang diterapkan dalam proses penyembuhan (healing dan recovery) dilakukan secara dan bersifat komperensif dan holistik. 

Misalnya masalah atau keluhan dari klien atau pasien dapat didekati dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda psikologi, filsafat dan teologi. 

Tujuannya adalah untuk melihat persoalan healing dan recovery dari perspektif yang tepat dan berkualitas.

Manusia yang multidimensional

Pendekatan itu hendak mengedepankan bahwa manusia, sekalipun ia tampak begitu jelas, terang benderang di hadapan manusia lain, ia tetap memiliki dimensi-dimensi lain yang kompleks, tak kelihatan dan masih terselubung.

Pendekatan yang dilakukan oleh Paul C Vitz, William J. Nordling and Craig Steven Titus (2020) menunjukkan kepada kita betapa manusia adalah makhluk yang multi dimensi dan kompleks.

Oleh karena itu cara penanganan atas masalah yang dihadapi mesti dilakukan dari banyak perspektif yang berbeda secara benar. Singkatnya pendekatan metamodel adalah konsekuensi dari manusia yang multi dimensional.

Gagal memahami manusia atau salah mendiagnosa persoalannya, ia dengan mudah jatuh dalam pengertian dan pemahaman tentang manusia secara dangkal dan reduksi yang berbahaya.

Sebaliknya pemahaman dan pengertain yang teliti, detail, holistik dan konferensif tentang manusia, akan membantu manusia memahami dirinya dengan objektif tanpa fabrikasi apalagi hanya untuk mencari tahu.

Sampai di sini soalnya bukan apakah setiap masalah menyangkut healing dan recovery dapat diselesaikan secepatnya melainkan seberapa objektif pengertian dan pemahaman atas manusia dan persoalan yang ujung-ujungnya adalah kesembuhan dan kebahagiaan manusia atas diri dan kapasitasnya.

Manusia sebagai Persona

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved