NTT Terkini
Jaringan Keuskupan Agung Ende NTT Tolak Pembangunan Geothermal
Para imam telah sepakat mendukung seruan itu. Hal itu menjadi panggilan korban, dampak dari proyek tersebut.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso

"Proyek ini rakus air. Air itu akan kering. Belum lagi ada dampak lainnya. Gatal-gatal dan lainnya," ujarnya.
Menurut dia, AMDAL yang dikeluarkan itu harusnya atas kesepakatan bersama masyarakat sekitar. Bahkan mesti ada jaringan khusus menerima aduan jika terdapat persoalan di lapangan.
Dia bilang, AMDAL yang ada justru sudah dirumuskan kemudian disodorkan ke masyarakat.
Pater Bastian Dosen Filsafat Politik Lingkungan IFTK Ledalero menambahkan energi geothermal memang terbilang hijau. Tapi belum dikatakan konklusif.
Kondisi yang terjadi di KAE sudah tidak bisa ditolerir sehingga perlu ditolak. Studi terhadap dampak dari pembangunan geothermal itu harus dibuat lebih rinci sebagai acuan lebih kuat.
Dia mendorong agar ada pengujian ulang AMDAL yang ada dengan kondisi lapangan sehingga menemukan dampak yang timbul dari proyek tersebut.
Suster Fina dalam sebuah analisis tulisan kecil yang dibuat. Analisis itu ketika dia kembali ke kampung halamannya di dekat Mataloko. Dia kaget melihat banyak bongkahan proyek seperti pipa yang tergeletak.
Dia bertanya ke masyarakat dampak dari proyek itu. Ada banyak masyarakat yang justru tidak merelakan lahan atau lahannya digunakan dalam proyek itu. Sebab menimbulkan dampak panjang, termasuk pencemaran sumber air.
Padahal, kawasan di sekitar kampungnya banyak persawahan. Dia juga khawatir dengan bentangan pipa yang mengitari lahan hingga perumahan warga tanpa ada persetujuan. Hal ini akan menimbulkan konflik di kemudian hari.
"Ada beberapa di Roda itu mereka resah," kata dia. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.