Opini

Opini: Penantian Itu Pun Tiba di Hari Menjelang Natal

Dalam kehangatan itu, ribuan guru di Indonesia merasakan detak yang berbeda di dada mereka—debar penantian yang telah lama bersarang.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Yulius Maran 

Bagi para guru, baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil maupun honorer, sertifikasi bukan sekadar dokumen formalitas. Sertifikasi adalah simbol dari perjalanan Panjang yang penuh dedikasi dan kerja keras tanpa henti. 

Di balik sertifikasi tersebut, ada cerita tentang pengorbanan waktu, tenaga, dan kesempatan yang seharusnya dapat dinikmati bersama keluarga tercinta. Namun, semua itu dilakukan demi satu tujuan, yaitu pengakuan profesional dan masa depan yang lebih cerah bagi diri mereka sendiri serta anak-anak yang mereka didik.

Keputusan kelulusan seleksi ini sendiri didasarkan pada Keputusan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 5310/B/GT.00.02/2024 tentang Kelulusan Peserta Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru Tertentu Periode 4 Tahun 2024. 

Dari keputusan tersebut, sebanyak 307.783 guru dinyatakan lulus dan melangkah ke tahap selanjutnya. Angka ini menggambarkan luasnya perjuangan yang telah dilalui para guru dari seluruh penjuru negeri.

Bu Rika, seorang guru swasta di pelosok Jawa Timur, adalah salah satu dari ribuan guru yang mengikuti seleksi ini. "Kadang saya belajar saat anak-anak sudah tidur," ujarnya sambil mengingat hari-hari penuh tantangan yang ia lewati. 

Meskipun terbatas dalam banyak hal, Bu Lina tetap teguh dan yakin bahwa kerja kerasnya akan terbayar.

Baginya, sertifikasi adalah jalan untuk memastikan masa depan keluarganya lebih baik. Di sudut lain Indonesia, Pak Anton, seorang guru honorer di Kalimatan, menghadapi tantangan yang tak kalah berat. 

"Sekolah kami jauh dari kota. Internet sulit, dan buku referensi terbatas," ungkapnya. 

Namun, semua keterbatasan itu tidak menghalanginya untuk terus berjuang. Dengan bantuan teman-temannya, ia mengunduh materi dari warnet terdekat dan belajar hingga larut malam. "Natal kali ini, doa saya sederhana: semoga usaha saya tidak sia-sia," katanya penuh harap.

Sukacita di Tengah Penantian

Senin pagi, 23 Desember, menjadi hari yang penuh emosi bagi para guru. Di grup-grup diskusi media sosial, suasana mendadak riuh oleh kabar pengumuman hasil seleksi.

Sebagian langsung membagikan kebahagiaan mereka, mengucap syukur atas hasil yang diraih. Namun, ada pula yang memilih merenung, memikirkan perjuangan yang telah mereka lewati hingga hari itu. 

Dalam keramaian itu, terselip cerita-cerita tentang kebahagiaan dan harapan baru.

Maria, seorang guru SMP di Bandung, merasakan bahwa pengumuman ini adalah hadiah Natal yang sangat istimewa. "Rasanya seperti mimpi," ujarnya dengan mata berkaca-kaca, tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia memeluk suaminya dengan erat, bersyukur bahwa kerja kerasnya selama ini terbayar. 

"Ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk seluruh keluarga saya," tambahnya dengan penuh sukacita.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved