Berita Sikka
Festival Watukrus 2024, Merawat Identitas Religius dan Mendorong Pariwisata Desa di Sikka
Seminar ini menghadirkan narasumber yang kompeten, termasuk Antropolog Ledalero Pater Ansel Doredeo SVD dan penutur sejarah lokal

Pameran ini melibatkan BUMDes Maju Bersama, Ipir, dan BUMDes Lanan Dete dari Kecamatan Bola, yang memamerkan berbagai produk unggulan. Malam apresiasi diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba dan penampilan budaya khas Watukrus yang semakin memeriahkan suasana.
Salah satu highlight dari festival ini adalah penampilan tarian tradisional khas Watukrus yang sempat hampir dilupakan, yakni "Ladon Bele."
Tarian ini menjadi simbol kebudayaan yang terus dilestarikan, diiringi dengan penampilan-penampilan budaya dari desa wisata lain di Kecamatan Bola.
Tarian "Hae Kelo" dan "Jata Kapa" dari Sanggar Mahelela, serta tarian perang "Bebing" dari Sanggar Raga Natar, semakin menambah warna pada kemeriahan festival ini.
Tari-tarian ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai upaya pelestarian budaya yang kian langka. Kolaborasi seni budaya antar desa wisata di Kecamatan Bola turut memberi kesan eksotik dan menyemarakkan suasana festival yang penuh warna.
Di akhir acara, Camat Bola, Yohanes Impirianus, S.Sos, menyampaikan apresiasi kepada Pemdes Watukrus, BPD, dan masyarakat desa yang telah bekerja keras dalam menyukseskan festival ini.
Ia juga mengungkapkan, festival ini menjadi momentum penting dalam merawat dan mempromosikan Watukrus sebagai bagian dari identitas desa dan kecamatan yang harus dijaga bersama.
"Festival ini merupakan pemicu untuk mendorong akselerasi pengembangan pariwisata berbasis desa di Kecamatan Bola," kata Impirianus.
Yance Moa, seorang penggiat wisata dari Asidewi Sikka, yang juga berperan aktif dalam mendampingi festival ini, menambahkan bahwa acara ini bukan hanya sebagai promosi wisata, tetapi juga sebagai ajang untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat.
"Pembangunan pariwisata berbasis desa bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai pelaku dan pemilik pariwisata," ujar Yance Moa.
Baca juga: Diterjang Gelombang Tinggi, Ruas Jalan Pantura Sikka Nyaris Putus
Festival Watukrus 2024 ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk pengembangan pariwisata berbasis minat khusus atau wisata religius yang lebih maju, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Sikka untuk terus menjaga dan mengembangkan potensi wisata mereka.
Melalui Festival Watukrus, masyarakat diharapkan semakin menyadari pentingnya menjaga kekayaan budaya dan religi mereka sebagai daya tarik wisata.
Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam pengelolaan pariwisata desa, festival ini menjadi simbol kebersamaan dalam membangun ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.