Breaking News

Renungan Harian Katolik

Diberkati untuk Menjadi Berkat

Mungkin di hari ini, kita yang biasa mengucapkan peristiwa ini dalam doa Angelus tidak ikut merasakan sukacita itu. Terlalu biasa untuk kita. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
Romo Dr. Leonardus Mali 

“Aku ini hamba Tuhan, jadilah padauk menurut perkataanmu itu.” Kepasrahan iman ini kemudian menegaskan sukacita yang luar biasa.

Kalau dilukiskan dalam bahasa manusiawi, Maria seperti mendapat doping ilahi. Dalam raganya tiba-tiba ada kekuatan yang sangat dahsyat.

Sukacita itu sanggup menggerakkan Maria untuk segera menempuh perjalanan jauh ke pegunungan ke sebuah kota kecil yang letaknya 6 kilometer di sebelah barat kota Yerusalem, tempat tinggal Elsabeth sepupunya dan Zakharia suaminya. 

Dewasa ini kota tersebut dikenal dengan nama Ein Kerem. Maria tinggal di Nazareth. Jarak antara Nazareth dan Ein Kerem pada masa ini dengan jalan yang sudah dibuat lurus sekitar 150-an Km. 

Pada masa Maria, belum ada jalan raya yang dibuat lurus menghubungkan Nazareth – Ein Kerem. 

Jalannya harus melewati gunung dan lembah, berliku-liku dengan jarak tempuh bisa dua kali lipat perjalanan. 

Perjalannya bisa memakan waktu berhari-hari. Maria menempuh perjalanan itu sendirian. 

Seperti apa energi serta kemauan yang begitu kuat, yang sebanding dengan besarnya sukacita yang dialami Maria. 

Rupanya sukacita yang sama juga dialami Elisabeth, sepupu Maria yang sudah menopause dan tiba-tiba mengandung. 

Sukacita begitu besar yang dialami keduanya melahirkan vibrasi yang saling menggerakan. 

Kegembiraan Elisabeth menggerakkan sukacita Yohanes yang ada di dalam
rahimnya. Ada chemistry yang kuat antara keduanya karena sama-sama diberkati Tuhan.

Elisabeth mengandung pada usia tuanya. Sudah lama ia menunggu. Sampai dia sudah divonis mandul. Dalam masyarakat yang patriarkat, Elisabeth sudah menjadi sasaran cemooh, aib bagi keluarga. 

Maka kehamilan Elisabeth adalah tanda bagaimana Tuhan menghapus aib dari hidupnya. Selama lima bulan setelah kehamilannya, ia bersembunyi. Karena katanya,  “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang IA berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” (Luk. 1:25). 

Sukacita itu begitu dahsyat. Akibatnya Zakharia suaminya menjadi bisu. 

Diberkati untuk menjadi berkat

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved