Opini

Opini: Upaya Membangun Generasi Cerdas di Era Digital

Gadget yang seharusnya menjadi alat bantu, kini seakan menjadi penguasa yang mengendalikan hidup manusia. 

Editor: Dion DB Putra
ILUSTRASI
Gadget seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan menjadi sumber gangguan atau kecanduan.  

Oleh: Sirilus Aristo Mbombo
Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira

POS-KUPANG.COM - Manusia zaman modern hidup dalam sebuah era yang dipenuhi oleh kecanggihan teknologi, sebuah dunia yang menawarkan kemudahan tanpa batas. 

Melalui teknologi terutama gadget, manusia dapat terhubung dengan siapapun dan di mana pun. Namun, di balik kemajuan ini tersembunyi sebuah ironi. 

Gadget yang pada awalnya dirancang sebagai alat untuk mempermudah kehidupan, justru sering kali menjadi belenggu yang memperbudak penggunanya.

Tanpa gadget kehidupan terasa hampa, seolah ada ruang kosong dalam keseharian. 

Sirilus Aristo Mbombo.
Sirilus Aristo Mbombo. (DOK PRIBADI)

Gadget yang seharusnya menjadi alat bantu, kini seakan menjadi penguasa yang mengendalikan hidup manusia. 

Ia meredam interaksi langsung, menggantikan percakapan tatap muka dengan komunikasi virtual yang sering kali kosong. 

Dunia maya pun menjadi arena baru yang penuh dengan konflik, seolah-olah eksistensi seseorang hanya dapat diukur melalui keberadaannya dalam dunia digital. 

Dalam situasi ini, manusia kehilangan makna keberadaan yang sesungguhnya.

Untuk itu, manusia perlu kembali menemukan esensi dirinya dan bijak dalam menggunakan gadget. 

Gadget pada dasarnya adalah sebuah alat kecil dengan fungsi yang beragam, yang diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia. Namun kita harus bertanya, apakah penggunaan gadget di zaman ini sudah optimal? 

Apakah alat ini benar-benar memperkaya hidup kita, atau justru malah memperdalam kekosongan dalam diri?

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang dianugerahi akal budi dan hati nurani, memiliki tanggung jawab untuk menjalani hidup dengan bijaksana. 

Dalam pandangan teologis, akal adalah anugerah yang sempurna, yang memungkinkan manusia untuk berpikir rasional dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. 

Namun dalam kenyataannya, banyak manusia zaman ini terjebak dalam rutinitas yang semakin membelenggu, tanpa menyadari kedalaman eksistensi mereka yang sejati. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved