Opini

Opini: Empat Matra Keutamaan Kristus

Keempat, keutaman di masa depan. Kristus adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati.

|
Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/HO
Pdt. Eben Nuban Timo. 

Di tempat lain, Paulus menyebut Kristus sebagai mempelai jemaat. Dia menasehati para suami untuk mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat. 

Ini bukan kasih sekadar sebagai perasaan sayang dan gejolak hati yang mengebu-gebu. 

Mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat lebih merujuk pada kesediaan untuk menderita, berkorban, bahkan menghadapi ancaman demi kebahagiaan dan kesejahteraan rumah tangga.

Para pemimpin jemaat gagal mencerminkan kasih Kristus kepada jemaat kalau mereka menuntut hidup dalam kemewahan dan kelimpahan berkat persembahan warga jemaat, sementara banyak warga jemaat yang tak mampu mengirim anak-anak ke perguruan tinggi.

Aloisuis Pieris teolog Katolik asal Sri Langka berkata: “Membiara tanpa komitmen menjadi miskin seperti Yesus dan berjuang bagi orang-orang miskin, adalah sebuah pembujangan yang enak dan kemiskinan yang menyenangkan.”

Matra keempat, Kristus adalah yang utama sehubungan dengan kehidupan masa depan di langit dan bumi yang baru. Paulus berkata: “Ia adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati.” 

Kita tidak tahu seperti apa kehidupan sesudah mati. Akankah tubuh saat
ini ikut juga dibangkitkan ataukah kita akan diberikan tubuh yang benar-benar baru?

Kalau tubuh saat ini ikut dibangkitkan, bagaimana dengan mereka yang tubuhnya keropos oleh berbagai gangguan fisik dan serangan penyakit? Bukankah lebih baik tubuh itu diganti saja? 

Tetapi kalau manusia menerima tubuh yang baru sebagai pengganti tubuh saat ini, bagaimana mungkin anak dan orang tua bisa saling kenal. 

Tentulah kakak dan adik akan menjadi orang asing satu terhadap yang lain ketika mereka bertemu di saat kebangkitan dari orang mati. Kehidupan baru seperti ini akan sangat menyedihkan.

Belajar dari keutamaan Kristus sebagai yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, kita boleh bersyukur karena tubuh baru yang kita terima nanti, tidak lain adalah tubuh saat ini yang telah mengalami reparasi atau daur ulang. 

Tubuh itu sama dengan tubuh saat ini, tetapi semua cidera insani yang melekat padanya sudah ditransformasi untuk mengalami kemuliaan.

Sudah selayaknya bertolak dari keutamaan Kristus ini kita merawat tubuh kita secara baik, menghindari penggunaan berbagai zat yang berpotensi merusak dan menganggu kesehatan, termasuk di dalamnya memberi tubuh zat-zat bergizi agar menurunkan angka stunting yang menjadi persoalan sosial-higienis di provinsi NTT. 

Semua ini kita lakukan sebagai wujud antisipasi dan percaya kita akan adanya kebangkitan tubuh karena Kristus adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati.

Demikianlah empat kutamaan Kristus. Hendaknya poin-poin itu menjadi dasar, isi dan pemberi makna semua karya keterlibatan gereja dan orang-orang percaya dalam berbagai matra kehidupan. 

Kristus memang sudah memenangkan peperangan bagi dan untuk kita, tetapi kita masih perlu menunjukan kemenangan itu dalam pertempuran-pertempuran melawan dosa dan aneka rupa kejahatan di berbagai sektor kehidupan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved