Opini
Opini: Empat Matra Keutamaan Kristus
Keempat, keutaman di masa depan. Kristus adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati.
"Roh Allah tidur dalam batu, bermimpi dalam bunga dan terjaga di dalam manusia. Roh Allah mendiami seluruh kosmos. Karena itu alam dan seluruh ciptaan adalah kudus.”
Dengan kata-kata sendiri kita bisa tegaskan: “Kristus tergambar di dalam sekuntum bunga yang sedang mekar. Kristus terdengar dalam kicauan seekor burung pipit menyambut terbitnya matahari pagi.
Ini sejalan dengan pengajaran Yesus tentang kekuatiran: Lihatlah bunga bakung di padang. Pandanglah burung pipit di langit. Mereka tidak menuai, juga tidak memintal tetapi dipelihara oleh Tuhan.
Nah... dimensi ini mempunyai arti yang sangat dalam bagi tugas menjaga kelestarian alam dan merawat kelangsungan hidup lingkungan biotik dan abiotik.
Kalau kita merusak keindahan bunga dengan menggunakan zak kimia secara berlebihan dan menembak mati seekor burung pipit artinya kita menghilangkan gambar Kristus di bunga bakung dan di burung pipit tadi.
Paus Franciskus juga mengatakan hal serupa. Dalam buku berjudul Laudatio Se pemimpin tertinggi umat katolik itu menulis: “Oleh karena keserakahan manusia, banyak suara yang mempermuliakan dan mengagungkan Allah hilang dari orkestra alam.”
Kristus sebagai yang utama, gambar Allah yang tidak kelihatan mengajak kita menjadi manusia yang merawat lingkungan hidup dan melestarikan keanekaragaman hati.
Matra kedua, Kristus adalah utama di antara jabatan-jabatan dan institusi-institusi kuasa yakni: singgasana, kerajaan, pemerintah maupun penguasa.
Kristus utama karena Dialah yang menciptakan struktur dan pemberi otoritas kepada institusi kuasa itu.
Dia juga yang menjadi kriteria dan norma bagi implementasi dari kuasa-kuasa itu.
Dengan ini kita ingat pernyataan Yesus: “Barangsiapa ingin menjadi yang terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi yang terkecil dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu, sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mt. 20:26-27).
Paulus menunjukkan bahwa tujuan adanya singgasana, kerajaan, pemerintah maupun penguasa dunia adalah untuk menjabarkan kehendak Kristus.
Penegasan itu Paulus tekankan dalam kalimat: “Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”
Adanya pejabat atau pemimpin dalam tiap instansi, baik dalam komunitas politik, sipil, budaya maupun religious dimaksud untuk menjadi pelayan-pelayan Kristus.
Penerapan kuasa, otoritas, wewenang dan komando haruslah berlangsung dalam semangat imitatio Christi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.