Berita NTT
Launching Genta Belis, Penjabat Gubernur NTT Sebut Dampak Stunting Buat Anak-anak Berpikir Lelet
Andriko Susanto menyebut dampak stunting adalah membuat anak-anak berpikir lambat. Gangguan kognitif menyebabkan anak-anak berpikir lelet.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Gubernur NTT, Andriko Susanto, melaunching Gerakan NTT Membaca dan NTT Menulis (Genta Belis).
Andriko Susanto menyebut dampak stunting adalah membuat anak-anak berpikir lambat. Gangguan kognitif menyebabkan anak-anak berpikir lelet.
"Salah satu akibat stunting adalah gangguan kognitif pada anak yang menyebabkan daya pikirnya menjadi lambat atau bisa dikatakan lelet. Berarti korelasi antara stunting dengan kompetensi yang terbatas menjadi sangat kuat," katanya, Senin 25 November 2024 dalam keterangannya.
Artinya, kata dia, menangani stunting menjadi sangat penting sebagai bagian untuk meningkatkan kecerdasan anak-anak NTT. Baginya itu sebagai investasi untuk menuju generasi emas 2045, itu menjadi sangat tepat.
"Genta Belis dan stuntingnya harus teratasi karena ini satu paket, tetapi kalau stunting tidak kita atasi maka Genta Belisnya jalan namun hasilnya lambat yang membuat kita kalah bersaing dengan anak-anak di luar NTT,” jelas dia.
Dia mengajak, semua pihak bergandengan tangan demi tercapainya visi melalui Genta Belis. Gerakan ini sebagai tonggak awal untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dan generasi mendatang.
Ia berkata, literasi adalah jalan menuju perubahan. Menurut dia, Genta Belis wujud nyata untuk menghidupkan kembali semangat membaca, menulis, dan belajar, serta mendekatkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, mulai dari lingkungan terdekat yakni termasuk lingkungan sekolah.
“Jadi ini menjadi penting, dimana Genta Belis ini adalah upaya kita menguatkan SDM kita agar kekayaan alam yang kita miliki betul-betul memberi manfaat yang besar untuk masyarakat kita sendiri,” katanya.
Ia juga mengutarakan, untuk menuju pendidikan yang berkualitas, harus bisa mengandalkan adanya kemampuan dan keterampilan di bidang literasi dasar khususnya literasi baca-tulis.
Kemampuan literasi dasar baca-tulis mampu mendongkrak rapor pendidikan di daerah ini yang bermuara pada terbentuknya pribadi yang kritis, memahami informasi, dan mengolahnya menjadi wawasan yang bermanfaat.
Baca juga: Penjabat Gubernur NTT Minta Pendeta Bersinergi dengan Pemerintah
Oleh karena itu, semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa literasi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
“Provinsi NTT sedang melakukan Gerakan Kemanusiaan Percepatan Penanganan Stunting Terintegrasi (GKP2ST), jadi gerakan ini penting untuk kita laksanakan karena sebenarnya dengan SDM yang baik harusnya stunting kita tidak terjadi karena hampir sebagian besar penyebab stunting berasal dari pola asuh yang buruk," ujarnya.
Andriko Susanto menyebut, pola asuh yang buruk itu berasal dari tingkat pendidikan yang rendah terutama tingkat pendidikan bagi kaum perempuan yang berkontribusi besar di dalam kesejahteraan keluarga.
Berangkat dari persoalan ini, melaksanakan program atau gerakan orang tua asuh, yang berarti bukan hanya memberi makan bergizi kepada anak-anak itu, tetapi dapat memberikan edukasi tentang pentingnya literasi, karena itu adalah investasi jangka panjang mewujudkan generasi emas 2045.
Telkomsel, Wajah Baru Gaya Inovatif yang Menghipnotis |
![]() |
---|
Sejarah Baru, Atlet Gymnastik Pertama dari NTT Langsung Naik Podium Juara di Jakarta |
![]() |
---|
Pengamat Undana Nilai Hakim MK Tidak Berprinsip Hapus Parlemen Threshold |
![]() |
---|
Pj Bupati Kupang Ajak Pemuda Katolik NTT Sinergi dengan Pemerintah Daerah |
![]() |
---|
Mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe Minta Warga NTT Eratkan Rasa Persatuan dan Persaudaraan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.