Berita NTT
Pemprov NTT Luncurkan Inovasi dan Dashboard PAPADANKE untuk Perbaikan Data Kemiskinan Ekstrem di NTT
Pemprov NTT Luncurkan Inovasi dan Dashboard PAPADANKE untuk Perbaikan Data Kemiskinan Ekstrem di NTT
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Adiana Ahmad
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT ) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) NTT meluncurkan Inovasi dan Dashboard Padu Padan Data Kemiskinan (PAPADANKE) i NTT.
Langkah ini merupakan upaya Pemprov NTT untuk memperbaiki data sasaran program Ppenanganan Kemiskinan Ekstrem di NTT.
Adapun peluncuran inovasi Papadanke itu digelar di Hotel Aston Kupang, Selasa 12 November 2024. Plt Asisten Perekonomian NTT Stefanus F Halla hadir mewakili Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto.
Stefanus mengatakan, kemiskinan menjadi prioritas yang harus diwujudkan melalui bantuan sosial yang tepat sasaran.
“Salah satu persoalan yang tidak kunjung tuntas dalam penanganan kemiskinan adalah penyaluran program yang tidak tepat sasaran yang sepatutnya berkontribusi dalam penurunan kemiskinan. Sampai saat ini pemerintah masih mengacu pada tiga sumber data yang berbeda data DTKS, P3KE dan Regsoseg,” kata dia.
Baca juga: Penjabat Bupati Rote Ndao,Oder Maks Sombu Hadiri Peluncuran Inovasi dan Dashboard PAPA DANKE NTT
Menurut Stefanus sepanjang tahun 2003 sampai 2023 presentase penduduk di NTT menurun dari 28,62 persen menjadi 19, 96 persen.
“Angka ini masih lebih rendah dari capaian nasional yang turun dari 17,42 persen pada tahun 2003 menjadi 9,36 persen tahun 2023. Penurunan cukup signifikan dari 6,44 persen tahun 2021 menjadi 2,82 persen pada tahun 2024 namun masih jauh dari target 0 persen sesuai instruksi presiden,” ujarnya.
Menurut Kepala Baperida NTT Dr. Alfonsus Theodorus, Papadanke menjadi bagian strategis data kemiskinan sehingga pansasaran bantuan tepat sasaran terutama pada desil 1.
“Kita berharap semua bantuan yang diberikan baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten itu dia mengarah ke desil 1. Kita lagi mengskenariokan jangan sampai ada iclusion eror, dimana data orang yang tidak tepat dia menerima. Itu harus kita lakukan dengan PAPADANKE ini, dia padan atau tidak padan,” ujarnya.
Kata Theodorus, ada beberapa rekomendasi melalui PAPADANKE yang akan menjadi bagian analisis di seluruh kabupaten untuk memperbaiki data yang salah.
“Data yang salah, tidak tepat kita ulang karena orang miskin itu data dia berubah dinamis, harus real time, sehingga data pertama di musyawarah desa atau kelurahan menjadi pintu masuk menyatakan bahwa dia adalah betul kemiskinan atau tidak,” ujarnya.
Baca juga: HP2SK NTT Temui Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba Bahas Polemik Peternak di Kabupaten Kupang
Papadanke merupakan inovasi padu padan data by name by address (BNBA) penduduk miskin dan miskin ekstrem di dalam data P3KE dengan data BNBA penerima manfaat sembilan program di lingkup Pemerintah Provinsi NTT dan sejumlah basis data pendukung lain.
Hasil dari padu padan data tersebut digunakan sebagai basis dalam menyusun policy brief perbaikan pensasaran program penurunan kemiskinan.
Inovasi ini difasilitasi oleh USAID ERAT, melalui platfrom Papadanke, diharapkan berbagai strategi penurunan angka kemiskinan dapat terakselerasi dengan baik, sehingga manfaat program penanggulangan kemiskinan di NTT dapat tepat sasaran dan berkelanjutan. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.