Opini

Opini: Pak Pratik dan Sebuah Antologi

Saya pertama kali mengenal pemikirannya sebagai mahasiswa komunikasi melalui buku Komunikasi Antarpribadi yang diterbitkan oleh Kanisius. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Prof. Dr. Augustinus Supratiknya 

Dalam tulisan tersebut, Pak Pratik menempatkan pemikiran Driyarkara tentang pendidikan pada konteks ketika pemikirannya diartikulasikan dalam bentuk tulisan, dan melaluinya melihat dampak ekonomi politik neoliberal dan neokonservatif terhadap semua jenjang pendidikan di Indonesia kontemporer. 

Pak Pratik menutup tulisannya dengan ajakan untuk membaca ulang pemikiran Driyarkara tentang pendidikan secara emansipatoris. 

Saya kutip lengkap kalimat terakhir tulisannya: “Tugas kita semua untuk memanfaatkan benih-benih liberatif atau pembebasan dalam pemikiran Driyarkara tentang pendidikan untuk merancang dan menyelenggarakan pendidikan sekolah di semua jenjang yang sungguh-sungguh mampu mengemansipasikan peserta didik dan melahirkan transformasi sosial ke arah tercapainya kehidupan masyarakat yang semakin berkeadilan dan sejahtera dalam kesetaraan.”

Di tengah situasi kontemporer, di mana gelar mudah tergadaikan kepentingan politik, lembaga pendidikan kehilangan integritasnya berhadapan dengan kekuasaan, dan kurikulum yang memaksa guru-guru untuk lebih sibuk menjadi pengadministrasi ketimbang pengajar, ajakan di atas adalah sebuah seruan keras, dari seseorang yang selalu menjaga integritasnya dalam perilaku dan tindakan, sebagai pengajar, terutama sebagai manusia. Semoga ada jalan terbuka. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved