Breaking News

Opini

Opini: Dunia Tulisan dalam Interpretasi Pembaca 

Menulis sangat erat kaitannya dengan membaca, karena membaca memungkinkan orang bisa menulis. Menulis itu bertujuan agar tulisan itu dibaca orang lain

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/IST
ilustrasi 

Kenyataan ini menegaskan bahwa menjadi penulis itu tidaklah mudah. Mengapa? Sebab ketika seorang penulis menghadirkan suatu situasi tertentu ke dalam dunia tulisannya, maka saat itu juga ia siap dihakimi dari berbagai sudut pandang. 

Ia siap ditelusuri lebih dalam oleh pembaca, entah itu perihal konteks kehidupan realnya atau dunia pemikirannya yang membangun tulisan tersebut.  

Berhadapan dengan kenyataan seperti ini, sekiranya pertanyaan yang sangat serius untuk dipikirkan pembaca adalah bagaimana dapat mengetahui  dunia real penulis dengan dunia yang dihadirkannya dalam tulisannya. 

Apakah dunia real penulis itu adalah dunia yang dihadirkannya dalam tulisan ataukah dunia yang dihadirkan penulis dalam tulisannya hanyalah sebuah hasil imajinasi semata. 

Pertanyaan ini menjadi penting jika melihat kenyataan di mana kata-kata atau tulisan dapat menimbulkan situasi Chaos dalam kelompok masyarakat tertentu. 

Kurangnya kemampuan menginterpretasi serta ketergesahan mengambil kesimpulan menjadikan kata-kata atau tulisan sebagai alasan sebuah tindakan kekerasan dilakukan. 

Alhasil banyak permasalahan yang terus berkelanjutan di dalam kehidupan masyarakat yang mencederai peradaban bangsa menuju kedamaian. 

Di dalam konteks bangsa Indonesia, pertanyaan ini menjadi sangat penting ketika melihat realitas kemajemukan yang ada. Eksistensi SARA adalah contoh nyata dimana interpretasi menjadi sangat penting untuk dimiliki setiap individu. 

Dalam konteks politik, masyarakat harus memiliki semangat interpretasi agar pesta demokrasi benar-benar menjadi ajang ‘menelanjangi’ calon pemimpin negara sehingga demos itu sendiri dapat menghadirkan pemimpin ideal yang dapat menggapai cita-cita luhur bangsa.

Permenungan akan pertanyaan di atas setidaknya dapat membawa pembaca keluar dari kenyataan mengambil kesimpulan tergesa-gesa. 

Pembaca dapat mengetahui dan memahami posisi penulis dan dunia tulisannya sekaligus dapat mengambil pesan yang ingin disampaikan penulis entah itu dalam sebuah buku atau tulisan yang tersebar di berbagai media sosial. 

Dengan memiliki semangat interpretasi masyarakat bukan saja menjadi pembaca pasif ( sekadar membaca) tetapi menjadi pembaca aktif ( menelanjangi teks atau tulisan yang ada). (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved