Kerajaan Inggris
Raja Charles III Hadapi Seruan 56 Negara Persemakmuran untuk Tebus Kejahatan Masa Lalu
Pertemuan puncak yang seharusnya bersahabat, berubah menjadi perdebatan sengit mengenai warisan perbudakan dan Kerajaan Inggris.
Kingsley Abbott, Direktur Institut Studi Persemakmuran di Universitas London, mengatakan bahwa pencantuman teks mengenai keadilan reparatif merupakan kemajuan yang signifikan bagi Persemakmuran.
"Hal itu mengungkapkan bahwa pintu menuju dialog yang berarti telah terbuka," ujarnya.
Raja Charles III berpidato di hadapan para pemimpin dunia pada Jumat pagi di bawah teriknya cuaca Samoa, dan berjanji akan mendiskusikan isu-isu yang paling menantang dengan keterbukaan dan rasa hormat termasuk reparasi perdagangan budak, demikian laporan media Inggris.
“Bersama-sama kita lebih bijaksana, lebih kuat, dan lebih mampu menanggapi tuntutan zaman kita,” kata Charles. Raja Inggris ini mengakhiri tur 11 hari ke Australia dan Samoa, keduanya negara Persemakmuran yang independen.
Ini perjalanan luar negeri besar pertama sejak ia didiagnosis menderita kanker pada awal tahun ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul 56 Negara Anggota Persemakmuran Desak Inggris untuk Tebus Kejahatan Masa Lalu
Raja Charles Batalkan Agenda Publiknya karena Kesehatan Memburuk |
![]() |
---|
Mata-mata Uni Soviet Pernah Tinggal Bersama Ratu Elizabeth II Selama 9 Tahun |
![]() |
---|
Pangeran William Berduka atas Kematian Tragis Edward Pettifer di New Orleans |
![]() |
---|
Kerajaan Inggris Hadapi Kemungkinan Sukses karena Kesehatan Raja Charles Tak Kunjung Membaik |
![]() |
---|
Pangeran William Bicara tentang Adiknya Pangeran Harry dalam Film Dokumenter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.