Kerajaan Inggris

Mata-mata Uni Soviet Pernah Tinggal Bersama Ratu Elizabeth II Selama 9 Tahun

Selama waktu itu, Blunt tetap memegang jabatan sebagai surveyor foto-foto kerajaan dan bahkan dianugerahi gelar bangsawan. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK
Ratu Elizabeth II dari Inggris melihat upacara militer untuk menandai ulang tahun resminya di Windsor Castle pada 12 Juni 2021. 

POS-KUPANG.COM, LONDON – Seorang mata-mata Uni Soviet - kini Rusia - pernah tinggal bersama Ratu Elizabeth II selama 9 tahun tanpa ketahuan Sang Ratu.

Demikian informasi dari arsip rahasia MI5 yang baru saja dideklasifikasi.

Disebutkan bahwa Anthony Blunt, seorang anggota rumah tangga Kerajaan Inggris, merupakan agen ganda Uni Soviet. 

Blunt, sejarawan seni ternama dan bagian dari jaringan mata-mata Cambridge Five, mengaku bekerja untuk Uni Soviet pada bulan April 1964. Namun, dia baru menyampaikan kepada Ratu Elizabeth II pada tahun 1973.  

Selama waktu itu, Blunt tetap memegang jabatan sebagai surveyor foto-foto kerajaan dan bahkan dianugerahi gelar bangsawan. 

Dilansir Guardian, menurut dokumen tersebut, pemerintah Edward Heath pada akhirnya memerintahkan sekretaris pribadi Ratu, Martin Charteris, untuk memberikan penjelasan lengkap kepada Ratu Elizabeth II.  

Charteris melaporkan Sri Ratu menerima kabar tersebut dengan sangat tenang dan tanpa rasa terkejut. 

Blunt adalah salah satu dari Cambridge Five, jaringan mata-mata yang direkrut Uni Soviet pada 1930-an. 

Bersama Kim Philby, Donald Maclean, Guy Burgess, dan John Cairncross, Blunt berhasil menyusup ke posisi senior di intelijen Inggris, Kantor Luar Negeri, dan Whitehall. 

Arsip menunjukkan bahwa Blunt telah dicurigai oleh MI5 sejak awal 1950-an, tetapi bukti nyata baru muncul setelah pembelotan Guy Burgess dan Donald Maclean ke Uni Soviet pada 1951.  

Blunt akhirnya diinterogasi oleh MI5 pada April 1964 di flatnya di atas Courtauld Institute, di mana ia akhirnya mengaku setelah tekanan intensif. 

Dokumen menunjukkan bahwa MI5 sengaja menjaga rahasia pengakuan Blunt, dengan alasan bahwa membuka kasus ini akan menimbulkan lebih banyak kerugian daripada manfaat. 

Bahkan, hingga 1971, Kementerian Dalam Negeri melaporkan bahwa Ratu tidak tahu apa pun tentang keterlibatan Blunt dalam aktivitas spionase. 

 Direktur Jenderal MI5 saat itu, Michael Hanley, mencatat bahwa hanya Charteris dan wakilnya, Philip Moore, yang mengetahui kebenaran di istana. 

Hanley bahkan menulis bahwa memberi tahu Ratu pada saat itu hanya akan menambah kekhawatirannya. 

Dalam dokumen tersebut, agen MI5 Arthur Martin menggambarkan bagaimana Blunt awalnya menyangkal tuduhan terhadapnya, tetapi kemudian mengaku setelah merenung beberapa waktu.  

Martin mencatat bahwa Blunt tampak hancur setelah mengungkapkan rahasianya dan merasa lega setelah mengaku sebagai mata-mata Soviet.  

Sumber: Kompas.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved