Lewotobi Erupsi
Tak Kunjung Normalisasi, Dua Desa di Flores Timur Kembali Dilanda Banjir Lahar Dingin
Meski pemerintah setempat melalui Dinas PUPR Flores Timur telah melakukan survei lokasi untuk normalisasi, namun realisasinya tak kunjung tiba
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Banjir lahar dingin yang datang dari Gunung Lewotobi Laki-laki kembali melanda Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Jumat, 18 Oktober 2024 pagi.
Warga dua desa yang menetap dalam radius sekira 4 kilometer dari pusat Gunung Lewotobi Laki-laki ini memang menjadi langganan banjir setiap kali turun hujan.
Meski pemerintah setempat melalui Dinas PUPR Flores Timur telah melakukan survei lokasi untuk normalisasi, namun realisasinya tak kunjung tiba hingga musim hujan.
Dua desa itu memang berada dalam lintasan banjir. Material berupa pasir, abu vulkanik, dan batu berukuran kepala tangan orang dewasa hingga lebih besar dari itu juga ikut terseret.
Data sementara yang diperoleh wartawan dari perangkat Desa Klatanlo, terdapat 30 rumah yang disasar banjir lahar dingin. 30 rumah itu diakui masuk dalam kategori rawan banjir.
"Ada 30 rumah di RT 01, RT 02, dan RT 03. Dari jumlah itu, dua rumah diantaranya dimasuki lumpur," ujar Kepala Dusun B, Ryan Djano.
Ryan Djano mengatakan, warga berjibaku membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah. Lumpur beraroma belerang disebutnya setinggi mata kaki orang dewasa.
Nasib serupa juga dialami warga RT 04 dan RT 05 di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura. Desa di pinggir Jalan Trans Flores ini selalu dilanda banjir. Ruas jalan aspal dipenuhi batu dan pasir yang terseret dari titik longsor yang jaraknya sekira 600 meter.
Warga setempat, baik Klatanlo dan Dulipali terus menanti solusi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur yang berjanji akan melakukan normalisasi kali dengan anggaran Rp 3 miliar.
"Katanya sudah ada anggaran normalisasi, tidak salah itu Rp 3 miliar. Tim teknis dari Dinas PUPR sudah turun survei, tapi sampai detik ini belum eksekusi. Padahal janji awal bilang sebelum musim hujan, sekarang kami yang sengsara," pungkas Rasdiana Hasulie, warga Dulipali.
Kepala Dinas PUPR Flores Timur, Saul Paulus Lagadoni Hekin, dikonfirmasi beberapa waktu lalu, menyebutkan normalisasi kali lintasan banjir masih dalam tahap perencanaan.
"Perencanaan itu kita schedule-kan kurang lebih selama 15 hari, artinya berakhir pada 15 Oktober. Sementara mekanisme pengadaan barang dan jasa atau pemilihan pekerjaan fisik konstruksi, itu bisa 3 minggu sampai 1 bulan," katanya.
Dengan demikian, ungkap Saul, pelakanaan fisik akan terjadi pada minggu kedua bahkan ketiga dalam bulan November 2024. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Penuh Abu Vulkanik Lewotobi, Aktivitas Warga di Kawasan Rawan Bencana Masih Normal |
![]() |
---|
Gunung Lewotobi Masih Level Awas, 600 Jiwa Masih Bertahan di Zona Rawan |
![]() |
---|
Dampak Letusan Gunung Lewotobi di Flores Timur NTT, Siswa SMPK Frater Maumere Belajar dari Rumah |
![]() |
---|
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur NTT Berubah Bentuk Usai Erupsi |
![]() |
---|
Bandara Frans Seda Maumere Kembali Ditutup Hingga Senin 4 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.