Opini

Opini: Pilkada NTT dan Aforisme Calon Kepala Daerah

Nusa Tolak Tambang sehingga menjadi Nusa Tanpa Tambang, akan menjaga marwah lingkungan hidup yang ekologis demi masa depan NTT yang subur permai. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Tomi Runesi 

Janji gaji besar menggiurkan menjadikan para korban lupa daratan dan lupa diri bahwa semua janji itu taruhan nyawa. Para paslon hendaknya melihat fenomena nyata ini.

Kelima, NTT mendapat gempuran stunting terbanyak di wilayah Indonesia Tengah. Akibatnya, sumber daya manusia (SDM) NTT seakan-akan berjalan di tempat. 

Padahal, jika melihat kiprah tokoh-tokoh intelektual asal NTT, tidak dapat diragukan kualitasnya. Tetapi saat ini tokoh-tokoh intelektual NTT bukan hasil dari gempuran stunting. Karena para intelektual itu lahir jauh sebelum fenomena itu nyata. 

Sementara stunting menjadi fenomena baru terjadi satu dekade terakhir. Jika menghitung maju 30 tahun ke depan, masa depan NTT ada di tangan para penderita stunting. Pertanyaannya: quo vadis NTT 30 tahun ke depan?

Adakah intelektual NTT pada saat itu? Para paslon hendaknya melihat ini dengan mata bukan politisasi janji. Apa yang akan dibuat oleh para calon sesudah menduduki takhta eksekutif tingkat kabupaten/kota dan provinsi Ini sebuah tuntutan bahkan wajib diperhatikan dengan sungguh. 

Jika tidak, potret buram intelektualitas NTT telah menanti 30 tahun ke depan. Masih banyak segudang permasalahan NTT yang belum sempat diangkat. Poin-poin yang disebut di atas hemat saya sudah cukup menjadi pengganggu yang ultim untuk para calon.

Namun bukan saja sebagai pengganggu tetapi lebih dari itu, adalah instrumentalisasi bagi para calon untuk menegaskan hakekat aforismenya masing-masing. Aforisme yang dijadikan status quo visi-misi, hendaknya menjadi penggerak demi kemajuan NTT. 

Akhirnya NTT akan lebih baik mendapat plesetan bonnum summum secara sosial demografis-teritorial-periferi sebagai negeri Nelayan Tani Ternak, Negeri Tenun ikaT. Dua hal ini, akan menjadi peredam kasus human trafficking dan kasus stunting. 

Nusa Tolak Tambang sehingga menjadi Nusa Tanpa Tambang, akan menjaga marwah lingkungan hidup yang ekologis demi masa depan NTT yang subur permai. 

New Territory Tourism menjadi penggerak bukan hanya Labuan Bajo dengan budaya tanding Bali yang terkenal tetapi tempat-tempat wisata lain di NTT turut diperkenalkan kepada dunia agar dunia melihat betapa kayanya alam NTT untuk tujuan wisata. 

Negeri Tiada Tanding  menjadi sebuah tantangan bagi pendidikan NTT, sehingga 30 tahun yang akan datang, kaum intelektual masa kini tidak hanya dikenang dalam album yang terpampang di museum nasional. 

Tetapi lebih dari itu menjadikan ilham sebagai actus semangat generasi muda untuk terus berkiprah di ranah nasional dan internasional. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved