Berita Belu
Hingga Oktober 2024, Pemda Belu Kirimkan 2.270 Ternak Sapi ke Luar Daerah
Tahun lalu, Kabupaten Belu mendapat kuota awal sebanyak 4500 ekor, yang kemudian mendapat tambahan 600 ekor di akhir tahun.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mendapatkan kuota pengiriman ternak sapi keluar daerah sebanyak 4.200 ekor untuk tahun 2024.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Belu, Yoos Djami menjelaskan bahwa hingga bulan Oktober, sebanyak 2.270 ekor sapi telah dikirim ke Kalimantan Timur, Samarinda. Sapi-sapi yang dikirim adalah sapi jantan untuk keperluan pemotongan.
"Dari total kuota 4200 ekor, hingga bulan Oktober ini kami sudah mengirimkan sebanyak 2.270 ekor sapi ke Kalimantan Timur. Sapi-sapi yang dikirim adalah sapi jantan untuk pemotongan," jelasnya, Rabu 9 Oktober 2024.
Ia menyampaikan tentu dengan adanya pengiriman ini akan mengurangi populasi sapi di Belu. Karena itu, untuk mendukung peningkatan populasi dan kualitas ternak, pemerintah juga telah melaksanakan berbagai program, termasuk perbaikan mutu genetik dan penyediaan pakan ternak yang lebih baik.
Baca juga: Dukung Perluasan Areal Tanam di Belu, Kementan Panen Simbolis Padi di Lahan Seluas 1,7 Hektar
"Untuk tahun 2024 ini kita juga ada pembagian ternak sapi kepada sepuluh kelompok masing-masing mendapatkan 10 ekor atau total secara keseluruhan ada 100 ekor. Sapi yang dibagikan ini untuk pengembangan," tambahnya.
Ia berharap agar masyarakat dapat menanam lebih banyak pakan ternak sehingga produksi ternak dapat meningkat lebih cepat dan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi peternak.
"Pemerintah terus berupaya meningkatkan populasi ternak dengan memperbaiki mutu genetik dan menyediakan pakan yang lebih baik. Kami harapkan masyarakat dapat menanam lebih banyak pakan ternak agar produksi ternak dapat meningkat lebih cepat," ujarnya.
Lebih lanjut, Yoos menyampaikan tantangan yang dihadapi ialah terkadang permintaan atau pengiriman itu saat puncak kemarau tinggi.
"Itu pasti persediaan rumput ini berkurang. Sehingga bobot badan ternak berkurang. Karena itu kami selalu menganjurkan peternak untuk menyiapkan pakan persediaan dalam bentuk silase, memang tidak 100 persen kebutuhan nutrisi terpenuhi tetapi minimal 80 persennya bisa tercukupi," ungkapnya.
Terkait harga, Yoos mengungkapkan bahwa harga 1 kg bobot hidup itu Rp 43 ribu. Namun terkadang ada kesempatan antara pembeli dan penjual.
"Misalkan pembeli jemput dilokasi, maka pasti harganya berkurang. Lain halnya pembeli terima ditempat pasti harganya normal. Tidak semena-mena pembeli menurunkan harga. Bobot badan juga bisa berpengaruh dengan harga, semoga tahun depan sudah bisa kembali normal," tambahnya.
Ia juga mengharapkan agar peternak juga bisa memiliki lahan sendiri, sehingga ternak yang ada tidak di lepas liarkan.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Belu, Agustinus, S.Pt, menjelaskan bahwa kuota pengeluaran ternak sapi tahun ini lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2023.
Tahun lalu, Kabupaten Belu mendapat kuota awal sebanyak 4500 ekor, yang kemudian mendapat tambahan 600 ekor di akhir tahun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.