Opini
Opini: Pilkada 2024, Jadilah Pemilih Cerdas
Pilihan yang didasarkan pada SARA berpotensi menutup mata terhadap kualitas, kompetensi, dan rekam jejak seorang calon.
Kedua, program dan visi misi. Pemilih harus teliti dalam memahami program kerja dan visi misi setiap calon.
Calon yang baik harus memiliki rencana yang jelas dan terukur tentang bagaimana mereka akan memimpin daerah dan menyelesaikan berbagai masalah, seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan pelayanan publik, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Ketiga, integritas dan moralitas. Pemilih perlu mempertimbangkan integritas calon dalam hal kejujuran, tanggung jawab, dan moralitas.
Pemimpin yang jujur dan berintegritas akan lebih cenderung menjalankan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Keempat, kemampuan untuk memimpin semua golongan.Pemimpin yang baik harus mampu merangkul semua golongan dan bersikap inklusif, tanpa memandang latar belakang identitas masyarakat.
Mereka harus mampu menjaga persatuan dan menciptakan suasana harmonis dalam masyarakat yang beragam.
Kelima, kemampuan berinovasi dan berpikir strategis. Tantangan yang dihadapi di berbagai daerah semakin kompleks, sehingga dibutuhkan pemimpin yang mampu berpikir strategis dan berinovasi dalam
menemukan solusi untuk berbagai masalah.
Pemimpin yang adaptif terhadap perubahan dan kemajuan teknologi akan lebih mampu membawa daerahnya maju di era globalisasi.
Peran Pemilih dalam Memastikan Demokrasi Berkualitas
Pemilih adalah pilar utama dalam proses demokrasi. Dengan menjadi kritis dan cerdas, pemilih dapat memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang berkompeten.
Pemilih perlu aktif mencari informasi, mendiskusikan pilihan politik secara rasional, dan menghindari terpaan berita palsu atau kampanye negatif yang sering kali muncul dalam proses pemilu.
Selain itu, pemilih juga perlu menghindari memilih calon hanya karena popularitas, sesaat atau janji-janji instan yang tidak realistis.
Menggali informasi lebih dalam tentang latar belakang calon dan mengikuti debat atau forum publik dapat menjadi cara yang efektif untuk mengenal lebih dekat calon pemimpin.
Dalam Pilkada 2024, masyarakat Indonesia khususnya pemilih Nusa Tenggara Timur sebanyak 3.988.372 pemilih, sudah harus semakin cerdas dan kritis dalam menentukan pilihannya.
Menghindari jebakan politik identitas adalah langkah awal untuk menciptakan demokrasi yang lebih berkualitas dan melahirkan pemimpin-pemimpin yang mampu membawa kemajuan.
Pilihlah berdasarkan kapasitas, visi, rekam jejak, dan integritas, bukan semata-mata karena identitas. Dengan demikian, kita dapat menciptakan pemerintahan yang lebih efektif, transparan, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.