Transisi Pemerintahan

Jokowi Kebanyakan Abaikan Diplomasi di Majelis Umum PBB, Prabowo Mungkin Tidak

Lebih dari 1 dekade menjabat sebagai presiden, pemimpin yang akan keluar ini berfokus pada isu-isu dalam negeri dan kesepakatan ekonomi atau investasi

Editor: Agustinus Sape
ARSIP BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (9/11/2021). 

POS-KUPANG.COM - Presiden Indonesia Joko Widodo alias Jokowi telah memutuskan untuk melewatkan kesempatan terakhirnya berbicara langsung pada pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB di New York.

Selama satu dekade masa jabatannya, pemimpin negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini belum pernah tampil secara langsung selama Pekan Pemimpin di Majelis Umum PBB, yang saat ini sedang berlangsung.

Kurang dari sebulan lagi, Jokowi akan mundur untuk memberi jalan bagi penggantinya, Prabowo Subianto.

Keengganan presiden untuk terlibat dalam diplomasi multilateral mencerminkan filosofi pemerintahannya yang lebih luas, kata analis kebijakan luar negeri Mohamad Rosyidin kepada BenarNews.

“Jokowi selalu mengutamakan hasil nyata, seperti proyek infrastruktur, dibandingkan simbolisme diplomasi,” kata Rosyidin.

“Dia melihat forum bilateral lebih bermanfaat, di mana kesepakatan konkret dapat dicapai.”

Pragmatisme dan fokus pada perjanjian ekonomi bilateral telah menjadi ciri kinerja Jokowi di panggung internasional – sebuah perubahan signifikan dari keterlibatan diplomatik Indonesia yang dinamis.

“Dia cenderung memprioritaskan forum seperti G20 dan APEC, yang menawarkan peluang kesepakatan ekonomi, dibandingkan Majelis Umum PBB yang lebih fokus secara politik,” kata Rosyidin, dosen Universitas Diponegoro di Semarang.

Sementara itu, Prabowo akan tetap berada di jalur non-blok, yang merupakan salah satu prinsip dasar Indonesia, namun pendekatan mantan jenderal angkatan darat tersebut terhadap kebijakan luar negeri diperkirakan akan sangat berbeda dari pendahulunya, kata para analis.

Pakar hubungan internasional, Agus Haryanto, misalnya, berpendapat bahwa “Prabowo memiliki visi agar Indonesia menjadi pemain kunci dalam urusan global.”

“Saya yakin ada kemungkinan besar Prabowo akan menghadiri dan menyampaikan pidato di PBB tahun depan,” kata Agus, dosen di Universitas Soedirman, kepada BenarNews.

Jokowi sebenarnya telah berpidato di Majelis Umum PBB sebanyak dua kali – namun tanpa menginjakkan kaki di aula besar markas besar PBB.

Ia menyampaikan pidato virtual di Majelis Umum PBB pada masa pandemi COVID-19 pada tahun 2020 dan 2021.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya, ia kembali mendelegasikan peran tersebut, dengan alasan perlunya fokus pada agenda dalam negeri.

Pada masa jabatan pertama Jokowi (2014-2019), tugas internasional seperti mewakili Indonesia di Majelis Umum, dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved