Opini

Opini: Paus Fransiskus "Doakanlah Saya"

Doa menjadi penciri sikap orang beriman karena percaya bahwa Allah selalu terbuka untuk  mendengarkan  ungkapan hati anak-anak-Nya. 

Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/HO
Ketua UNIO Indonesia, RD. Dr. Maxi Un Bria menyalami Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta, Rabu 4 September 2024. 

Oleh RD. Dr. Maxi Un Bria
Ketua UNIO Indonesia

POS-KUPANG.COM - Cuaca di langit hari ini, Jumat 6 September 2024, sangat baik. Penerbangan dari Jakarta ke Surabaya dengan Garuda Indonesia terasa sangat singkat. 

Birunya langit dengan sedikit dihiasi gumpalan awan putih , menarik dipandang mata, sejenak wajah Paus Fransiskus terlintas. Terbayang tatapan matanya yang bersinar penuh kasih dan damai, menggerakkan pikiran dan jariku untuk menyelesaikan tulisan ini,semoga bermanfaat. 

Berjalan, bergerak dari tempat yang satu ke tempat lainnya, melintasi pulau, provinsi, negara bahkan benua menegaskan dan memaknai  kehidupan sebagai insan beriman dan makhluk peziarah. 

2000 tahun lalu ,kepada para murid, Yesus sering  mengataka "Bertolaklah ke seberang."  "Transemus  Contra". 

Ketua UNIO Indonesia, RD. Dr. Maxi Un Bria di Gereja Katedral Jakarta, Rabu 4 September 2024.
Ketua UNIO Indonesia, RD. Dr. Maxi Un Bria di Gereja Katedral Jakarta, Rabu 4 September 2024. (POS KUPANG/HO)

Bertolak ke seberang dapat dimaknai sebagai sebuah pilihan untuk bergerak, beralih ke tempat dan suasana yang baru untuk alami dan temukan wawasan serta pengalaman baru dalam perjumpaan dengan orang lain. 

Transemus contra- bertolak ke seberang juga dapat dimaknai sebagai sikap tidak tinggal diam saja di tempat, tetapi mesti bergerak, beralih dan melakukan tindakan komunikatif yang menginspirasi dan berdampak bagi pertumbuhan dan kebaikan banyak orang. 

Pengalaman bertolak ke sebarang menghadirkan  kebaruan cara pandang  dan pengalaman yang   diharapkan pada gilirannya  menginspirasi dan berkontribusi  bagi pertumbuhan  dan pengembangan manusia seutuhnya. 

Sebagaimana Yesus bergerak dan bertolak ke seberang untuk menjumpai khalayak demi menegaskan nilai iman, persaudaraan dan belarasa, demikian   juga Paus Fransiskus bertolak ke Asia, khususnya ke Indonesia untuk menjumpai umat Katolik Indonesia dan umat lainnya. 

Kunjungan Paus Fransiskus berdimensi inklusif dan membawa pesan universal  tentang damai sebagaimana didoakan St. Fransiskus dari Asisi "Tuhan  jadikanlah aku pembawa damai."

Paus Fransiskus hadirkan sukacita iman, persaudaraan dan belarasa. 

Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia (3-6 September 2024), meninggalkan banyak pesan dan kesan yang penuh makna. Baik bagi kalangan umat Katolik  maupun masyarakat Indonesia umumnya. 

Catatan kecil yang hendak saya sheringkan pada kesempatan ini, berkaitan dengan acara audensi Para Uskup, Imam, Suster, Seminaris dan katekis dengan Sri Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta, Rabu 4 September 2024 mulai pukul  16.30- 19.00 WIB. 

Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia dalam terang tema  Faith, Fraternity and Compassion; Iman, Persaudaraan dan Belarasa, menggugah hati untuk direfleksikan. 

Bukankah Rasul PauIus pernah mengajarkan Umat Ibrani bahwa iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita  lihat?  (Ibrani 11: 1). 

Kunjungann Paus Fransiskus ke Indonesia  adalah jawaban atas harapan dan doa umat Katolik Indinesia. 

Perjumpaan Paus Fransiskus  dengan umat Katolik Indonesia, dalam berbagai acara selama di Jakarta merupakan konfirmasi atas keutamaan Kristiani: Iman, Harap dan Kasih. 

Iman akan Kristus yang telah bangkit, telah menggerak kita untuk meninggalkan berbagai aktivitas di keuskupan, paroki dan tempat tugas masing-masing di berbagai pulau di nusantara ini untuk berpartisipasi dalam berbagai acara pada kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta. 

Iman kepada Kristus dan ajaranNya jugalah yang menghidupkan kasih persaudaraan yang tumbuh dalam hati umat beriman. 

Iman dan kasih kepada Kristus, telah menghidupkan spirit belarasa dalam ziarah hidup sebagai insan beriman. 

Kasih persaudaraan   begitu kental dirayakan yang terbaca pada keceriaan wajah dan senyum keikhlasan yang terpancar umat beriman  dan khalayak saat menyaksikan kehadiran Paus Fransiskus di Jakarta-Indonesia baik secara luring maupun daring. 

Pada momentum audensi dengan Yang Mulia Paus Fransisus di Gereja Katedral Jakarta, mewakili teman-teman imam projo se-Indonesia saya didaulat membawakan testimoni di hadapan Bapak Paus Fransiskus

Dalam kesempatan testimoni tersebut saya sampaikan beberapa  point berikut. 

Pertama, Imam Projo seindonesia ( UNIO Indonesia) saat ini berjumlah lebih dari 2.600 imam, menyampaikan Selamat Datang kepada Paus Fransiskus di Indonesia. 

Kedua, kami merasakan bahagia dan memaknai kunjungan Paus Fransiskus sebagai kehadiran wajah Sang Ilahi yang membawa sukacita  damai sejati kepada masyarakat Indonesia dan berkat bagi para imam, biarawan-biarawati  serta  umat Allah untuk bergandengan tangan, bersinergi dan berjalan bersama dalam pelayanan di gereja partikular. 

Ketiga, kesadaran akan realitas Indonesia sebagai negara yang majemuk dan  eksistensi diri sebagai gereja diaspora  telah  menggugah dan menegaskan komitmen para agen pastoral Paus, Kardinal, Nuncio, para Uskup, Imam, diakon,suster, ftater, katekis dan segenap umat Allah untuk tetap berjalan bersama dalam upaya menghadirkan sukacita dan damai sejahtera baik bagi masyarakat Indonesia maupun bagi dunia. 

Dengan  Spirit Gereja Sinodal yang  berdimensi inklusif yang mengedepankan cintakasih, damai dan persatuan dalam keanekaragaman,  demi Allah melayani dan  sesama. 

Setelah membawakan sapaan dan testimoni, kami mendapat momen berahmat yang mendebarkan hati yaknin berjabatan tangan dengan Paus Fransiskus. Sebagai imam kecil  pristiwa ini  sangat  meneguhkan iman dan penuh makna sulit dilupakan.

Lalu ada yang bertanya sesudahnya; Apa sesungguhnya yang Bapak  Paus Fransiskus bisikkan saat bersalaman? 

Ini jawabannya. Ketika menyalami dan mengecup tangan Bapak Paus Fransiskus, Ia berbisik "Pray for me": Doakanlah saya. Demikian juga saya berbisik perlahan "Please Bless and Pray for me Holy Father Thankyou".

Yang saya tangkap  dari pernyataan Paus Fransiskus adalah pesan mendalam tentang kerendahan hati yang selalu diucapkannya setiap kali berjumpa dengan pribadi lain. Beliau meminta untuk didoakan. 

Karena doa menjadi komunikasi terindah dari pribadi  beriman dengan Allah yang  Maha Pengasih untuk mendapatkan rahmat yang dibutuhkan dalam hidup.

Doa menjadi penciri sikap orang beriman karena percaya bahwa Allah selalu terbuka untuk  mendengarkan  ungkapan hati anak-anak-Nya. 

Dengan meminta untuk  didoakan, Paus Fransiskus menegaskan sikap dasar orang beriman yakni  berdoa, mendoakan dan didoakan sebagai bagian utuh dari sikap Iman. Dengan berdoa iman kita diperteguh, persaudaraan dirawat dan sikap belarasa ditumbuhkan. 

Trima kasih Bapak Paus Fransiskus atas kunjungan, berkat, doa dan teladan hidup yang menginspirasi masyarakat Indonesia dan dunia. 

Selamat jalan Bapak Paus Fransiskus - Bertolak ke Seberang membawa cinta, damai dan berkat. Save flight. Tuhan melindungi (Pada penerbangan Garuda Indonesia, GA 322  CGK-SUB, 6-9-2024).  (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved