Breaking News

Berita NTT

Prodi Kimia FST Undana Kolaborasi dengan USAID IUWASH Tangguh Bangun Smile Burn di Baumata 

Dalam menentukan Smile Burn digunakan  Bingkai A, alat yang memang sudah lama dikenal karena digunakan oleh orang-orang tua dulu di dunia pertanian. 

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat Prodi Kimia FST Undana bersama USAID IUWASH Tangguh di Desa Baumata, Sabtu, 24/08/2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknik (FST) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang  berkolaborasi dengan USAID IUWASH Tangguh membangun Smile Burn di Desa Baumata, Sabtu, 24/08/2024. 

CRWRM Spesialis USAID IUWASH Tangguh Wilayah NTT, Imam Munandar dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Prodi Kimia FST Undana sejak tahun lalu di mata air Baumata. 

"Di tahun kedua ini saya sebagai Water Resources Management yang baru bertugas tiga bulan di Kupang kembali membina hubungan dengan teman-teman di Undana untuk kegiatan pengukuran kualitas air. Tahun lalu hanya pengukuran kualitas air saja tahun ini kita selesaikan dengan kegiatan konservasi," kata Imam. 

"Dari dasar itulah kita memadukan antara pengukuran kualitas air di mata air di bawah dengan di atas. Air di bawah kan diukur kualitasnya, paling tidak menjaga diatasnya supaya air dari atas yang jatuh ke mata air itu dipastikan berkualitas karena ada penampungan seperti ini," tambahnya. 

Imam menjelaskan, Smile Burn merupakan teknik yang dikembangkan di Afrika yang dicoba untuk dikembangkan di NTT karena ada kemiripan daerah di Afrika dan NTT. 

"Smile Burn ini berfungsi untuk menampung air hujan sekaligus memastikan pertumbuhan tanaman yang akan kita tanam agar terus hidup. Saat musim hujan datang, air mengalir mengikuti kemiringan lereng itu masuk ke dalam tanah. Kita pastikan air yang turun itu masuk ke dalam tanah warga yang akan berpotensi memperkaya unsur hara dan juga kandungan air di dalamnya Ujungnya kita ingin tanah itu menjadi seperti spons untuk menyerap air. Atas dasar itu kami dan Undana menghubungi teman-teman di Baumata untuk melakukan kegiatan ini," jelasnya. 

Lanjut dia, saat ini dibangun empat contoh Smile Burn, tetapi nantinya area tersebut akan dijadikan sebagai kawasan konservasi. 

Menurut Imam teknik Smile Burn sangat efektif karena di Pulau Timor sendiri dia sudah melakukannya di Oekusi, Timor Leste dan rata-rata teknik yang diterapkan menambah debit mata air, juga memastikan tanaman umur panjang yang ditanam bisa terus hidup karena banyak kandungan haranya. 

"Ada dua fungsi disitu, memanen air hujan sama menumbuhkan tanaman umur panjang,"   ujarnya. 

Dalam menentukan Smile Burn digunakan  Bingkai A, alat yang memang sudah lama dikenal karena digunakan oleh orang-orang tua dulu di dunia pertanian. 

Fungsi Bingkai A sendiri seperti water pass untuk menentukan kemiringan lereng, melihat ke mana lereng itu miring dan seberapa jauh miringnya sehingga bisa dimaksimalkan penampungan air hujan yang jatuh dari langit. 

Baca juga: Lab Terpadu Undana dan Prodi Kimia FST Undana Latih Perempuan GMIT Maranatha Oebufu Produksi Sabun 

"Kami sebagai lembaga yang bertugas untuk memastikan kualitas sumber daya air di sumber mata air Baumata itu terjaga mengharapkan, semoga ini bisa diterapkan oleh masyarakat  wilayah lain.
Ini sebagai pilot project, kita karap ini akan menjadi masif di semua desa Baumata sehingga kondisi sumber mata air yang sudah ada itu tetap terjaga," jelasnya. 

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Titus Lapailaka, S.Si., M.Si mengatakan, tujuan utama kegiatan ini adalah pemeliharaan mata air Baumata dan mata air Oeltua yang ada di daerah tersebut. 

"Konservasi ini dilakukan supaya mata airnya tetap terjaga supaya kebutuhan air untuk kolam Baumata misalnya, Taman Wisata Baumata itu tetap terjaga karena bagaimanapun, sumber airnya dari mata air itu," kata Titus. 

Salah satu dosen Kimia FST Undana, Dr. Suwari dalam kesempatan tersebut membawakan materi berjudul "Air Bersih dan Sanitasi Layak Serta Aman". 

"Masyarakat perlu dikasih tahu bagaimana air yang dikonsumsi selama ini apakah layak, apakah aman, juga kemudian bagaimana dia menjaga lingkungannya sehingga sanitasinya aman. Pengelolaan sampahnya bagaimana, kebiasaan mencuci tangan yang selama masa Covid itu masih terus dilakukan atau tidak karena itu sangat penting untuk mencegah masuknya berbagai mikroba, kuman, bakteri ke tubuh kita. Itu dampaknya sangat luas," jelasnya. 

Menurut dia, penurunan signifikan angka stunting terkait erat dengan bagaimana kondisi keberadaan air bersih dan sanitasi lingkungannya, bagaimana mengelola sampah, bagaimana kebiasaan buang air besar apakah di tempat yang memang layak dan aman, ataukah di sembarang tempat. 

"Tujuannya adalah edukasi tentang sanitasi total yang berbasis pada masyarakat dan menerapkan lima pilar. Pilar pertama terkait tidak boleh BAB sembarangan jadi harus mendirikan jamban-jamban yang memenuhi persyaratan keamanan. 

Yang kedua, kebiasaan mencuci tangan yang baik dan aman sesuai dengan prosedur yang kita terapkan pada saat Covid.

Kemudian bagaimana memasak air, memasak makanan yang memenuhi persyaratan secara higienis. 
Lalu bagaimana mengolah sampah dari mulai sampah rumah tangga, sehingga tidak mencemari lingkungan juga pengelolaan limbah cair rumah tangga. Itu semua masuk dalam Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)," jelas Suwari. 

Lima pilar ini, kata dia, tidak boleh diabaikan salah satunya untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal. 

Di Kabupaten sendiri, kata Suwari, capaian penerapan gerakan stop buang air besar sembarangan belum 100 persen dan masih di angka sekitar 80an persen. 

"Di NTT baru sekitar 73 persen. Yang bagus itu baru di Kota Kupang, Belu, Malaka, yang lain masih rendah," ujarnya. 

Dia berharap, dengan kegiatan ini masyarakat mendapatkan pencerahan  sehingga targetnya wawasan masyarakat terbuka dan melakukan praktek sanitasi yang memenuhi persyaratan layak dan aman. (uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved