Berita NTT

Prodi Kimia FST Undana Kolaborasi dengan USAID IUWASH Tangguh Bangun Smile Burn di Baumata 

Dalam menentukan Smile Burn digunakan  Bingkai A, alat yang memang sudah lama dikenal karena digunakan oleh orang-orang tua dulu di dunia pertanian. 

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat Prodi Kimia FST Undana bersama USAID IUWASH Tangguh di Desa Baumata, Sabtu, 24/08/2024. 

Salah satu dosen Kimia FST Undana, Dr. Suwari dalam kesempatan tersebut membawakan materi berjudul "Air Bersih dan Sanitasi Layak Serta Aman". 

"Masyarakat perlu dikasih tahu bagaimana air yang dikonsumsi selama ini apakah layak, apakah aman, juga kemudian bagaimana dia menjaga lingkungannya sehingga sanitasinya aman. Pengelolaan sampahnya bagaimana, kebiasaan mencuci tangan yang selama masa Covid itu masih terus dilakukan atau tidak karena itu sangat penting untuk mencegah masuknya berbagai mikroba, kuman, bakteri ke tubuh kita. Itu dampaknya sangat luas," jelasnya. 

Menurut dia, penurunan signifikan angka stunting terkait erat dengan bagaimana kondisi keberadaan air bersih dan sanitasi lingkungannya, bagaimana mengelola sampah, bagaimana kebiasaan buang air besar apakah di tempat yang memang layak dan aman, ataukah di sembarang tempat. 

"Tujuannya adalah edukasi tentang sanitasi total yang berbasis pada masyarakat dan menerapkan lima pilar. Pilar pertama terkait tidak boleh BAB sembarangan jadi harus mendirikan jamban-jamban yang memenuhi persyaratan keamanan. 

Yang kedua, kebiasaan mencuci tangan yang baik dan aman sesuai dengan prosedur yang kita terapkan pada saat Covid.

Kemudian bagaimana memasak air, memasak makanan yang memenuhi persyaratan secara higienis. 
Lalu bagaimana mengolah sampah dari mulai sampah rumah tangga, sehingga tidak mencemari lingkungan juga pengelolaan limbah cair rumah tangga. Itu semua masuk dalam Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)," jelas Suwari. 

Lima pilar ini, kata dia, tidak boleh diabaikan salah satunya untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal. 

Di Kabupaten sendiri, kata Suwari, capaian penerapan gerakan stop buang air besar sembarangan belum 100 persen dan masih di angka sekitar 80an persen. 

"Di NTT baru sekitar 73 persen. Yang bagus itu baru di Kota Kupang, Belu, Malaka, yang lain masih rendah," ujarnya. 

Dia berharap, dengan kegiatan ini masyarakat mendapatkan pencerahan  sehingga targetnya wawasan masyarakat terbuka dan melakukan praktek sanitasi yang memenuhi persyaratan layak dan aman. (uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved