Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 5 Agustus 2024, Belas Kasihan Menggerakkan
Dan entah bagaimana, 5 ribu orang mendapat makanan bahkan sisanya dua belas bakul penuh! Puji Tuhan!
Oleh: Pastor John Lewar,SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 5 Agustus 2024, Belas Kasihan Menggerakkan
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria
Lectio:
Yeremia 28:1-17; Mazmur 119:29.43.79.80.95.102
Injil: Matius 14:13-21
Meditatio:
“Tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit” (Mat 14:14)
Orangtua yang baik tentu tidak tega melihat anak-anaknya kelaparan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 3 Agustus 2024, Kesetiaan dan Keberanian
Berbagai cara dilakukan agar anaknya bisa makan. Mereka akan bekerja sebaik mungkin agar dapur bisa mengepul dan anak-anak bisa makan.
Mereka bekerja keras memeras keringat dan membanting tulang. Jika makanannya terbatas, orangtua biasanya akan mengalah dan mempersilakan anak-anaknya untuk makan terlebih dahulu.
Saat anaknya sakit, sepanjang malam bapak ibu menjaga anaknya secara bergiliran. Saat sang anak terbangun, bapak belum tidur. Pada hal besok hari bapak harus bekerja.
Yesus pergi ke tempat sunyi. Untuk apa? Tentunya mencari keheningan. Bisa jadi untuk beristirahat sejenak, atau sembari merenungi kematian Yohanes Pembaptis yang masih kerabat-Nya. Namun, kondisi tiba-tiba berubah drastis karena banyak orang berbondong-bondong mendatangi Dia.
Kira-kira 5.000 orang laki-laki, belum termasuk kaum perempuan dan anak-anak. Melihat orang sebanyak itu, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Menyingkirkan permasalahan pribadi-Nya, Yesus menyembuhkan yang sakit, bahkan juga memikirkan kebutuhan jasmani orang-orang tersebut.
Pada sisi kemanusiaan-Nya, Yesus merasakan apa yang dirasakan oleh manusia pada umumnya. Dukacita atas meninggalnya Yohanes Pembaptis merupakan hal yang manusiawi. Tetapi, Yesus tidak membiarkan diri-Nya larut oleh perasaan-Nya. Dia tetap berkarya karena belas kasihan-Nya kepada orang banyak.
Dia sungguh-sungguh mempraktikkan ajaran-Nya, yaitu menyangkal diri. Dia menyangkal keberadaan-Nya yang sedang butuh hiburan dan waktu untuk menyepi serta merenung. Dia memilih untuk berkarya bagi banyak orang.
Sungguh menarik, perikop bacaan hari ini dimulai dengan sebuah pernyataan: “…tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan…” (Matius. 14:14). Artinya, belas kasihan itu punya daya sentuh, ia bisa menggerakkan hati, dan menggerakkan orang lain juga (yang tersentuh hatinya) untuk ikut berbelas kasihan. Belas kasihan itu bisa memecah kebekuan egoisme/individualisme.
Sikap dasar manusiawi yang cenderung egois dan tidak peduli atas pergumulan orang lain ditunjukkan para murid yang
meminta Yesus untuk memulangkan orang banyak karena hari sudah gelap (Matius 14:15). Tetapi lihatlah sikap tegas Yesus untuk peduli dan berbelas kasihan dengan mengatakan: “…kamu harus memberi mereka makan” (Matius 14:16).
Maka mulailah sebuah gerakan, murid-murid menyodorkan lima roti dan dua ikan. Yesus memberkati makanan itu dan
memecahnya untuk dibagikan. Dan entah bagaimana, 5 ribu orang mendapat makanan bahkan sisanya dua belas bakul penuh! Puji Tuhan!
Hari ini kita belajar, bahwa belas kasihan itu punya sebuah daya sentuh yang menggerakkan, sehingga yang tidak mungkin menjadi mungkin. Di dunia modern, model belas kasihan yang menggerakkan ini kita bisa lihat dan saksikan setiap hari. lewat Televisi dan menyaksikan sendiri bala bantuan yang diberikan.
Bagaimana belas kasihan seseorang menggerakkan orang lain juga untuk berbelas kasihan dan kita tahu ada
banyak kebutuhan besar dapat ditutup melalui gerakan tadi.
Missio:
Belas kasihan itu mirip „biji sesawi‟ yang tumbuh menjadi pohon yang besar. Karena itu jangan pernah berhenti untuk berbelas kasihan, seberapapun yang kita mampu ada di tangan Tuhan. Benih yang kita tabur akan menjadi sebuah gerakan besar seperti yang kita lihat dalam kisah 5 roti dan 2 ikan.
Doa:
“Tuhan Yesus, kami sungguh takjub menyaksikan dan mengalami belarasa-Mu dalam hidup kami. Terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu karena Engkau telah mengurbankan hidup-Mu sendiri di atas altar salib agar kami mempunyai hidup-Mu dalam diri kami. Semoga belaskasihMu menggerakkan kami peduli terhadap sesama di sekitar kami...Amin.”
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Senin. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.