Berita Sabu Raijua
Kusuma Cahaya Global Foundation - Pemkab Sabu Raijua Tandatangan MOU Latih CPMI
Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke hadir langsung dalam acara itu. Turut hadir sejumlah diaspora Sabu Raijua yang ada di Kota Kupang
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kusuma Cahaya Global Foundation dan Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua melakukan penandatanganan MOU untuk melatih dan mempersiapkan calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang berasal dari daerah tersebut.
Penandatanganan kerja sama itu berlangsung di Kupang, Jumat 2 Agustus 2024 malam.
Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke hadir langsung dalam acara itu. Turut hadir sejumlah diaspora Sabu Raijua yang ada di Kota Kupang.
Direktur Kusuma Cahaya Global Foundation, Leonita Kusumaningrum Kanadjara mengatakan, lembaga itu sudah 20 tahun bergerak dalam dunia pendidikan.
Awalnya menyasar anak-anak berkebutuhan khusus lali berkembang ke berbagai persoalan sosial lainnya.
Melihat kerja yang dilakukan BP2MI dan Disnakertrans menyiapkan calon tenaga kerja untuk ditempatkan diluar negeri, lembaga ini kemudian ini kemudian ingin hadir membantu itu dalam persiapan untuk mempersiapkan tenaga kerja.
Baca juga: Dinas Pertanian Sabu Raijua Ingatkan Masyarakat Tak Jual Kembali Beras Bantuan
"Yayasan Kusuma Cahaya Global Foundation adalah yang pertama di Jawa Barat diberi kesempatan untuk MOU dengan BP2MI pusat," ujarnya.
Di tempat itu, Leonita bilang ia berkomunikasi dengan Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke yang hadir dalam acara tersebut. Dari pembicaraan keduanya, ingin agar berbuat sesuatu bagi Kabupaten Sabu Raijua.
Setelah beberapa kali komunikasi kemudian dituangkan dalam MOU dan perjanjian kerja sama. Ia merasa terharu karena diberi kesempatan oleh Pemkab Sabu Raijua untuk membantu daerahnya.
Dia mengapresiasi Pemkab Sabu Raijua yang sangat antusias dalam mengerjakan program tersebut. Diharapkan, lewat program tersebut bisa menutup atau mempersempit penyaluran pekerja migran Indonesia secara ilegal.
Nantinya anak-anak dari daerah tersebut akan direkrut dengan syarat yang ada.
Pendaftar maksimal adalah 25 orang tiap kelas dan akan dilakukan seleksi. Setelah itu akan dilakukan pelatihan. MOU itu menurut dia, akan berlaku selama lima tahun.
Baca juga: Jaga Kedaulatan Rupiah dalam Kehangatan KRI Ajak-653 di Pulau Sabu Raijua
"Yang pasti pelatihan, ada Jepang, Inggris kemudian karakter, life skill, manajemen keuangan, latihan dasar kepemimpinan dan wawasan kebangsaan. Sehingga membentuk mereka lebih holistik selama 6 bulan, dan ketika mereka berangkat ke luar negeri lebih siap," ujarnya.
Perwakilan dari BP3MI NTT Muhamad Geo Amang menyebut ini merupakan sebuah langkah progresif.
Ia mengatakan BP3MI diberi amanah untuk melayani dan menempatkan pekerja migran. Tugas itu, kata dia, tidak dilakukan oleh BP3MI sendiri. Dibutuhkan peran bersama dalam menjalankan itu.
"Suatu langkah yang sangat baik. Dukungan Bapak Bupati sudah melakukan MOU dengan kami, isinya untuk penyelesaian masalah pekerja migran Indonesia," ujarnya.
Dalam banyak kasus kepada pekerja migran Indonesia sering terjadi masalah.
Hal itu karena para pekerja berangkat ke luar negeri tanpa mengikuti mekanisme yang diatur pemerintah.
Baca juga: Paket Solid dapat Rekomendasi Nasdem untuk Pilkada Sabu Raijua, Lisapaly: Sudah Final
Tahun 2023, setidaknya ada 151 jenazah yang dipulangkan ke NTT dalam status non prosedural. MOU menjadi penting sebagai upaya pencegahan sejak dari daerah.
Menurut dia, peluang kerja di luar negeri sektor formal sangat terbuka.
Ia mencontohkan di Korea dan Jepang yang membuka pekerjaan formal. Bahkan lulusan SMP juga bisa bekerja.
Peluang yang perlu diraih. Kelemahan di NTT, kurangnya lembaga pelatihan bahasa. Sehingga hadirnya yayasan itu bisa membantu hal itu.
Menjadi pekerja migran, ujar dia, bukan merupakan sesuatu yang naif. Namun paling penting adalah melakukan dan mengikuti segala prosedur yang ada.
Tanggung jawab dari semua pihak adalah menuntut calon pekerja migran untuk bekerja keluar negeri dengan aturan yang ada.
Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke mengatakan, landasan kerja sama ini karena rasa tanggung jawab. Ia bilang, anak-anak tidak boleh dibiarkan terjebak dalam keberangkatan bekerja keluar negeri dengan non prosedural.
Baca juga: BPBD Kabupaten Sabu Raijua Usulkan 46 Sumur Bor Siaga Darurat
"Kami ingin nanti, anak Sabu, anak NTT tidak terjebak dalam persoalan yang sudah kita alami," kata dia.
Dia mengatakan, dengan kerja sama ini maka paling tidak ada langkah lanjutan di Sabu Raijua.
Kolaborasi yang dia maksud adalah merencanakan pembukaan balai latihan kerja (BLK). Dari situ maka akan ada pelatihan kepada para calon tenaga kerja.
Kalau sudah ada BLK di Sabu Raijua maka ada upaya lebih masif dilakukan. Sisi lain, mengurangi beban BLK yang ada di Kupang.
MOU akan dilanjutkan dengan kesepakatan lainnya di dalam perjanjian kerja sama.
Lewat kerja sama ini, tidak saja sekedar membuka lapangan kerja. Namun, dari situ juga ikut mempromosikan Sabu Raijua lebih luas.
Untuk itu, lembaga itu perlu hadir di Kabupaten itu. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.