Opini

Opini: Menggali Potensi Politik Berkelanjutan, Dari Isu Lokal ke Solusi Global

Setiap negara, bahkan setiap komunitas kecil, memiliki peran dalam mengurangi emisi karbon dan melindungi keanekaragaman hayati.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Tian Rahmat, S.Fil 

Konsep ini penting karena memadukan kebutuhan ekonomi, lingkungan, dan sosial dalam satu kerangka kerja yang terintegrasi.

Menurut John Elkington, seorang ahli keberlanjutan, konsep ini dikenal dengan istilah Triple Bottom Line yang mengukur kinerja organisasi dalam tiga dimensi utama: ekonomi, lingkungan, dan sosial. (Elkington, J. 1997. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line Approachfor Modern Businesses. Capstone Publishing.)

Di tingkat lokal, banyak tantangan yang mencerminkan kebutuhan untuk pendekatan berkelanjutan. Misalnya, di Indonesia, masalah deforestasi di Kalimantan dan Sumatera tidak hanya berdampak pada lingkungan lokal tetapi juga berkontribusi pada perubahan iklim global.

Menurut data dari World Resources Institute, Indonesia adalah salah satu negara penyumbang emisi karbon terbesar di dunia akibat deforestasi dan pembakaran lahan. (World Resources Institute. 2022. Global Forest Review. WRI.)

Isu lain yang relevan adalah ketidakadilan sosial dan ekonomi yang terjadi di berbagai daerah, yang seringkali berakar dari kebijakan pemerintah yang tidak inklusif.

Studi oleh Oxfam (2023) menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi di Indonesia semakin lebar, dengan 10 persen orang terkaya menguasai lebih dari 70 persen kekayaan nasional. (Oxfam. 2023. Inequality Report: Indonesia. Oxfam International.)

Isu Lokal dengan Solusi Global

Menghubungkan isu lokal dengan solusi global memerlukan pemahaman bahwa masalah di satu tempat dapat memiliki dampak yang jauh lebih luas.

Sebagai contoh, krisis air di daerah pedalaman Afrika bisa menjadi masalah yang terkait dengan perubahan iklim global dan kebijakan pengelolaan sumber daya air yang tidak efektif.

Menurut laporan dari United Nations Development Programme (UNDP), lebih dari 2,2 miliar orang di seluruh dunia masih kekurangan akses terhadap air bersih dan sanitasi. (UNDP. 2022. Water and Sanitation Report.

United Nations Development Programme.) Kebijakan yang mendukung pengelolaan air berkelanjutan di tingkat lokal bisa menjadi model untuk diterapkan di tempat lain.

Di berbagai belahan dunia,sudah ada contoh-contoh kebijakan lokal yang mengadopsi prinsip berkelanjutan dengan hasil yang menggembirakan. Di kota Curitiba, Brasil, misalnya, pemerintah kota berhasil menerapkan sistem transportasi umum yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Menurut laporan dari ICLEI (International Councilfor Local Environmental Initiatives), sistem transportasi ini berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 30 persen dalam dua dekade terakhir. (ICLEI. 2021. Curitiba s Sustainable Urban Transport System. ICLEI.)

Di Indonesia, kota Bandung juga menunjukkan langkah-langkah positif dengan inisiatif Kampung Cerdas yang mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dan pengelolaan sampah berbasis komunitas.

Program ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan. (Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung. 2023. Laporan Inisiatif Kampung Cerdas. Pemerintah Kota Bandung.)

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved