Breaking News

Opini

Opini: Membaca Daya Saing Kabupaten Manggarai

Dengan pengertian ini, daya saing memiliki sifat relatif. Tergantung apa yang dibandingkan dan bagaimana membandingkan.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Bernadus Tupe Beding, Dosen PBSI Unika Santu Paulus Ruteng 

Apalagi Manggarai memiliki potensi kekayaan sumber daya melimpah. BPS merilis Kabupaten Manggarai menuduki peringkat ke-4 dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022: 65,83 persen dalam lingkup NTT. Sementara di tahun 2023, IPM Kabupaten Manggarai mengalami peningkatan sebesar 66,42 persen.

Pertanyaan muncul, apakah hal tersebut sangat realistis? Sesungguhnya ketersediaan
SDM daerah yang berkualitas melalui jalur pendidikan formal, informal, dan nonformal. Secara khusus, pendidikan informal merupakan salah satu langkah menjawab “berdaya saing”.

Salah satu wujud nyata membangun daya saing melalui pendidikan informal adalah keberadaan dan kehadiran perpustakaan daerah.

Perpustakaan daerah dalam era informasi ini akan menjadi agen yang memungkinkan setiap orang pada berbagai tingkat usia, pendidikan, dan status sosial untuk dapat memperoleh keberhasilan, sekaligus potret berdaya saing.

Perpustakaan daerah membantu masyarakat pemakainya mendapatkan skill yang diperlukan untuk dunia kerja. Pemakai perpustakaan daerah dapat menggunakan informasi secara kreatif, sehingga  meningkatkan kualitas hidup mereka.

Artinya, perpustakaan memainkan peran yang utama dalam mendukung pengembangan diri masyarakat yang
merupakan bagian inti dari konsep lifelong learning. Bila konsep lifelong learning dapat diperankan dan dilaksanakan dengan baik oleh perpustakaan (melalui pelaksanaan program literasi informasi), maka pengembangan SDM Kabupaten manggarai dalam rangka peningkatan daya saing dapat diwujudkan. Hal ini sangat sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Candy, Crebert dan O’Leary (Wooliscroft, 1997) “Access to, and critical use of information and of information technology is absolutely vital to lifelong learning, and
accordingly no graduate – can be judged educated unless he or she is information literate”.

Tidak dapat dimungkiri bahwa potret perpustakaan daerah Kabupaten Manggarai sebagai ikon pendidikan masih jauh dari harapan. Secara geografis, keberadaan sangat strategis karena di “jangtung” Kota Ruteng. Namun sayang, gedungnya masih “produk lama”. Bahkan isinya, ketersediaan buku-buku masih jauh dari harapan kebutuhan para pembelajar, mahasiswa, dan kaum akademisi.
Bagus kalau Pemda Kabupaten Manggarai mengimplementasikan visi “berdaya saing”
melalui satu program pembangunan dan pembenahan perpustakaan daerah sebagai ikon pendidikan Kabupaten Manggarai. Artinya, tempat yang sangat strategis untuk keberadaan perpustakaan daerah, tepat pada posisinya dengan melakukan rehabilitasi hedung dan isinya.

Seandainya Pemda Kabupaten Manggarai memindahkan keberadaan perpustakaan daerah, misalnya di belakang kantor Dinas Pemuda dan Olahraga, maka “ikon pendidikan” sebagai satu jalan membangun SDM yang berdaya saing itu hilang. Selain itu, rehabilitasi pekarangan yang disematkan sebagai “taman kota” harus menjadi prioritas. Jangan sampai predikat yang di sandang sebagai “taman kota” tapi malah menjadi pekarangan rumput dan sampah.

Padahal perpustakaan daerah dan taman kota merupakan aset utama membangun SDM
berdaya saing.

Ketika kedua tempat ini dimodifikasi sesuai dengan hakikatnya, tentu proses menghasilkan SDM daerah yang berdaya saing semakin tampak dan nyata. Yah, partisipasi Pemda Kabupaten Manggarai dukungan berbagai pihak diperlukan untuk memperbaiki serta meningkatkan daya saing daerah. Mudah-mudahan. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved