Opini

Opini: Membaca Daya Saing Kabupaten Manggarai

Dengan pengertian ini, daya saing memiliki sifat relatif. Tergantung apa yang dibandingkan dan bagaimana membandingkan.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Bernadus Tupe Beding, Dosen PBSI Unika Santu Paulus Ruteng 

IDSD merupakan instrumen pengukuran daya saing provinsi dan kabupaten maupun kota untuk merefleksikan tingkat produktivitas daerah (bdk. Önsel et al., 2008; Porter, 1980).

Tahun 2023, BRIN melakukan pengukuran IDSD Kabupaten Manggarai dengan indikator pada komponen dasar yang dielaborasi ke dalam 12 pilar daya saing.

Hasilnya menunjukkan IDSD Kabupaten Manggarai mencapai 3,27 persen. Secara rinci dapat
dipresentasikan di bawah ini

Pertama, Komponen Lingkungan Pendukung: institusi (iklim sosial, politik, hukum
dan aspek keamanan mempengaruhi secara positif aktivitas perekonomian daerah) 4,10 persen infrastruktur (aktivitas perekonomian daerah yang bernilai tambah) 1,97; adopsi TIK (faktor determinan kemajuan Industri 4.0) 3,75 persen; dan stabilitas ekonomi makro (penciptaan nilai tambah, akumulasi kapital, tingkat konsumsi, kinerja perekonomian, serta tingkat biaya hidup) 3,66 persen.

Kedua, Komponen Sumber Daya Manusia meliputi pilar kesehatan (kualitas hidup manusia yang diukur dari angka harapan hidup) 3,64 persen, keterampilan (penciptaan tenaga kerja produktif yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha) 3,24 persen.

Ketiga, Komponen Pasar meliputi pilar pasar produk (efisiensi di dalam sistem produksi) 4,13 persen; pasar tenaga kerja (menekan angka pengangguran dengan merangsang terciptanya kesempatan kerja) 2,63 persen; sistem keuangan (kemampuan sistem finansial perbankan dan non- perbankan di daerah untuk memediasi aktivitas perekonomian) 1,77 persen; dan ukuran pasar (struktur industri dalam menghasilkan nilai tambah hasil dari perkembangan iptek) 3,58 persen

 Keempat, Komponen Ekosistem Inovasi meliputi pilar dinamisme bisnis (menggambarkan kemudahan entitas bisnis memulai usaha untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja) 4,17 persen, dan kapabilitas inovasi (kemampuan daerah dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapannya dalam aktivitas ekonomi bernilai tambah) 2,60 persen.

IDSD Kabupaten Manggarai 2023 menggunakan data sekunder yang bersumber dari berbagai kementerian dan lembaga.

Pengukurannya pun mengadopsi kerangka konseptual yang sama dengan Global Competitiveness Index (GCI) dari World Economic Forum atau WEF (Schwab, 2019).

Data yang digunakan dalam perhitungan IDSD 2023 distandardisasi dengan rumus min-max sehingga didapat skor 0–5 pada seluruh indikator.

Skor pilar daya saing merupakan agregasi skor indikator pembentuknya yang dihitung dengan menggunakan
rata-rata aritmatik.

Setiap pilar daya saing memiliki tingkat kepentingan yang sama sehingga diberikan bobot yang sama dalam perhitungan skor indeks. Skor akhir IDSD dihitung melalui agregasi skor pilar daya saing dengan menggunakan metode yang sama.

Penting untuk dicatat bahwa skor di level indikator, pilar dan indeks tidak dapat dihitung apabila terdapat data yang tidak tersedia (BRIN, 2023).

Tentu skor IDSD Kabupaten Manggarai merupakan proses membangun. Pemerintah Kabupaten Manggarai memiliki asa karena bersama rakyat “mengisi ceknya”. Pertanyaan muncul, bagaimana perbaikan daya saing daerah menuju “kesetaraan” dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan? Langkah alternatif dapat difokuskan seperti dinyatakan Susilo (2016).

Pertama, pemahaman masyarakat daerah (khususnya Pemda Kabupaten Manggarai dan dunia usaha) terhadap program-program pembangunan, seperti MEA dalam bentuk sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara terus-menerus. Forum komunikasi dan dialog antara kaum milenial dengan dunia usaha daerah juga harus dilakukan agar peluang visi dan misi dapat diwujudkan secara optimal.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved