Opini
Opini: Waspadai Zoonosis
Spora antraks berubah menjadi bentuk vegetatif, berkembang banyak dalam tanah pH basa, sehingga menimbulkan wabah besar.
Zika menyebar ber-rantai dari Afrika ke Asia (1950), Kepulauan Pasifik (2007-2016), kemudian Brazil (2016), menimbulkan sekitar 1.800 bayi lahir di Brazil dengan kepala ukuran kecil (microcephaly).
Cacar monyet dari Afrika sampai Amerika melalui tikus raksasa Gambia (Crisetomys gambianus), diekspor sebagai hewan kesayangan (pet). Di pet-shop tikus Gambia menularkan virus ke rodensia prairie dog (Cynomis sp).
Dalam tempo relative singkat ditemukan 63 kasus cacar monyet pada orang, di Wisconsin (21), Indiana (29), Illimois (12) dan New Yersey (1). Penderita tertular melalui cakaran / gigitan tikus Gambia atau prairie dog.
Penularan
Antraks intestinal menular per os (lewat mulut), sedangkan antraks kulit lewat kontak langsung / tidak langsung dengan bahan / hewan tertular.
Untuk mencegah penularan ke manusia, pemotongn ternak perlu pemeriksaan ante-mortem (sebelum dipotong) dan post-mortem (setelah dipotong) oleh ahlinya. Daerah endemik antraks perlu melakukan vaksinasi ternak ruminansia sekali setahun, karena kejadian antraks sulit diprediksi.
Rabies, zoonosis lama, menular lewat gigitan (terutama anjing), bersifat fatal pada manusia. Seiring perjalanan waktu, peneliti menemukan cara mengatasi gigitan anjing rabies menggunakan Vaksin Anti Rabies (VAR).
VAR diberikan kepada orang korban gigitan hewan penular rabies (HPR), sebagai post-exposure prophylaxis. VAR telah banyak menyelamatkan jiwa korban gigitan HPR. Seperti diketahui sekali gejala klinis rabies muncul, selalu berakhir dengan kematian.
Japanese Encephalitis (JE) bersumber burung liar, lewat nyamuk Culex sp. ditularkan ke babi. Di dalam tubuh babi terjadi peningkatan virulensi (keganasan) virus JE, sehingga babi disebut sebagai amplifier host virus JE.
Ketika nyamuk menularkan virus JE dari babi ke anak-anak atau kuda, terjadilah encephalitis (radang otak). Kasus JE di Bali cukup tinggi, untuk pencegahan anak-anak umur 9 bulan-15 tahun divaksin JE. Tidak terjadi penularan antar-anak atau antar-kuda, sehingga mereka disebut dead end host.
Kelelawar banyak berperan menularkan zoonosis seperti: SARS, MERS, COVID-19, Nipah, Hendra, Marburg. Penyakit, SARS, MERS dan COVID-19 disebabkan oleh virus Corona, sedangkan Nipah dan Hendra oleh virus Henipa.
Wabah SARS di Tiongkok (2022) bersumber kelelawar menular ke musang (Paguma sp.) sebagai intermediate host, baru ke manusia. MERS di Timur Tengah (2012) dari kelelawar ke onta, baru ke manusia. Intermediate host COVID-19 belum diketahui jelas.
Wabah Nipah di Malaysia (1998) bersumber kelelawar (Pteropus sp.), menular ke babi karena memakan sisa buah dimakan kelewar, kemudian menular ke pemotong babi.
Korban meninggal 105 orang. Indonesia diprediksi bisa tertular penyakit Nipah, karena survei serologi antibody pada kelelawar Pteropus sp. di Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat dan Sulawesi Utara, hasilnya positif (Sendow, 2006, 2009).
Dengan mengetahui cara penyebaran dan penularan zoonosis, diharapkan masyarakat waspada. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.