Liputan Khusus

Lipsus - Persoalan Pariwisata NTT, Tanggung Jawab Moril Disparekraf

abuan Bajo menjadi sorotan perihal pelayanan pariwisata ketika munculnya persoalan kuliner yang mahal hingga kapal wisatawan terbakar maupun tenggelam

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Tim SAR gabungan melakukan evakuasi korban kapal tenggelam di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Sabtu 22 Juni 2024. 

Seluruh korban terlebih dahulu dievakuasi kapal lain yang kebetulan melintas di dekat lokasi kejadian. Tim SAR gabungan tiba di lokasi sekitar pukul 10.45 Wita menggunakan Kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat dan langsung mengevakuasi seluruh korban ke Labuan Bajo.

"Pukul 11.40 Wita seluruh korban tiba di Pelabuhan Marina Labuan Bajo dengan selamat," pungkasnya.

Sekitar tiga jam setelah tenggelamnya KM Budi Utama, kecelakaan laut kembali terjadi di lokasi yang sama. Kapal wisata jenis open deck bernama Hancur Karena Hobi 02 terseret arus kencang di perairan selatan Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional (TN) Komodo.

"Kapal terseret karena arus kencang jadi sampai ke tepi. Nahkoda sempat terjatuh dan mengalami luka di bagian kaki,," jelas Kepala Pos SAR Manggarai Barat Edy Suryono.

Edy mengatakan, kapal tersebut sebelumnya berangkat dari Labuan Bajo tujuan Pulau Komodo dengan membawa 14 penumpang, rinciannya 12 wisatawan domestik dan 2 anak buah kapal (ABK), tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu.

"Posisi 12 orang wisatawan yang lagi trip dipindahkan ke kapal lain. Rencananya akan kami evakuasi ke Labuan Bajo karena cuaca lagi ekstrem. Posisi kapal bocor, dibantu terus dengan pompa untuk kembali ke Labuan Bajo, tetap kita kawal," jelas Edy.

Tujuh kecelakaan selama 2024

Kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat terus terjadi setiap tahun. Sejak Januari hingga Juni 2024, tercatat sudah terjadi 7 kasus kecelakaan.

Kecelakaan pertama menimpa Kapal Wisata Alfathran yang kandas di perairan Pulau Kelapa Labuan Bajo pada 4 Januari 2024. Kapal tersebut membawa 12 penumpang, enam orang ABK, lima turis asing dan satu pemandu wisata.

Musababnya kabut tebal sehingga jarak pandang nahkoda terbatas. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Sebelum berlayar kapal pinisi itu sudah melakukan clereance out (izin keluar pelabuhan).

Sebulan berselang kecelakaan kapal wisata kembali terjadi, tepatnya pada Sabtu 3 Februari 2024. Menimpa Kapal Carpe Diem yang terbakar dalam perjalanan dari Pulau Komodo ke Pelabuhan Labuan Bajo.

Kapal itu tak punya surat izin berlayar dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo. Kepala Sie (Kasie)

Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Kelas III Labuan Bajo Maxianus Mooy mengatakan, pihaknya tidak tahu kapal itu berangkat dari dan mau ke mana, karena tidak clearence out.

Kapal itu terbakar diduga akibat hubungan arus pendek listrik pada kabin bawah. Tak ada korban jiwa dan luka dalam insiden itu. Dua turis dan kru kapal dievakuasi dengan selamat ke Pelabuhan Labuan Bajo. Dua wisatawan asal Kanada yang menumpang kapal itu merupakan pasangan suami istri, yakni Kevin Stewart (64) dan Raureen Elaine (60).

Kejadian ketiga terjadi pada 10 Maret 2024, KM Duta Bahagia kapal pengangkut logistik karam dan tenggelam di perairan Seture Labuan Bajo. Saat kejadian kapal itu sedang melakukan pelayaran untuk menguji coba mesin kapal yang baru dipasang. Kapal bergerak dari Perairan Binongko Labuan Bajo menuju Pulau Bidadari Labuan Bajo.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved