Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Juni 2024, Janji-janji Tinggal Janji
Tuhan Yesus lebih mementingkan kejujuran daripada bersumpah. Tentu saja bagi orang yang telah berani mengingkar sumpah atau janji
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Juni 2024, Janji-janji Tinggal Janji
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Hari Biasa Pekan X(H)
Lectio
1Raja 19:19-21
Mazmur 16:1-2a.5.7-8.9-10
Injil: Matius 5:33-37
Meditatio:
Kita kerap kali melihat di televisi upacara sumpah untuk pejabat baru, sumpah para saksi atau tersangka di pengadilan. Kita juga kerap melihat bahwa para pejabat melanggar sumpah, para saksi dan tersangka pun
berkata berbelit-belit cenderung berbohong, tidak mengatakan sejujurnya tentang kebenaran.
Kebohongan dan ketidakjujuran sungguh merusak kehidupan dan tatanan dalam rumah tangga dan masyarakat.
Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda: ”Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan”.
Yesus mengingatkan jangan sekali-kali bersumpah kalau tidak mampu melakukannya. “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Juni 2024, Jangan Bersumpah Palsu
Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk jujur, mengatakan kebenaran, mengatakan ya kalau ya, mengatakan tidak kalau tidak. Apa gunanya bersumpah kalau mengingkarinya dan tetap berbohong? Bukankah hal itu justru
menambah dosa?
Yesus menghendaki agar jujur menjadi ciri pengikutpengikutNya, juga supaya pengikutNya berpegang pada kejujuran, berkata benar dan berbuat benar, serta berani menyatakan kebenaran.
Tuhan Yesus lebih mementingkan kejujuran daripada bersumpah. Tentu saja bagi orang yang telah berani mengingkar sumpah atau janji harus betul-betul menepati sumpah atau janjinya itu. Bersumpah jangan hanya
sebagai formalitas belaka.
Hendaklah kita selalu mengutamakan kejujuran agar tidak membuka peluang bagi iblis untuk berpesta pora menghancurkan segala yang sudah kita bangun dengan susah payah. Ingatlah bahwa janji yang dibuat asalasalan dan tidak ditepati akan mengakibatkan ketidakpercayaan orang pada kita, dan juga sebuah dosa menjijikkan di hadapan Tuhan.
Jangan membiasakan diri berjanji tetapi tidak mau menepatinya. Kita bukanlah manusia lama tetapi manusia baru yang telah mengenakan Kristus. Maka sebaiknya kita bertindak hati-hati dan halus dalam bertutur kata karena
kita meyakini segala ucapan kita bisa melukai hati kudus Kristus bahkan manusia itu sendiri.
Kita mudah sekali berjanji, tetapi mudah juga tidak menepatinya. Berapa banyak orang dikecewakan karena janji-janji palsu. Agar bisa dipilih jadi wakil rakyat, orang memberi janji-janji. Soal ditepati atau tidak itu urusan belakang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.